Direktur Human Capital and Compliance PT Bank Negara Indonesia (BNI) (Persero) Tbk., Mucharom, sekaligus alumnus Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) memberi pembekalan kepada para calon wisudawan program Sarjana dan Sarjana Terapan Periode IV Agustus 2024, Selasa (27/8), di Grha Sabha Pramana UGM.
Di hadapan 3.620 calon wisudawan, Mucharom menyampaikan wawasan tentang modal masa depan dalam berkarir. Menurutnya, upaya-upaya yang dapat dilakukan dengan menetapkan tujuan yang jelas soal karirnya, memiliki passion terhadap pekerjaan yang diimpikan, serta sering menggali informasi terkait pekerjaan. Namun yang tidak kalah penting harus tetap memiliki personal branding yang kuat.
Mucharom pun menambahkan bahwa para wisudawan pun harus memiliki sikap disiplin, selalu positive thinking, fokus, tidak gampang menyerah, dan memiliki ketahanan yang tinggi. Tak hanya itu, ia juga menekankan bahwa di dunia kerja, para wisudawan dituntut untuk selalu menjaga sikap dan attitude yang positif, memiliki integritas, motivasi, komitmen, dan networking yang baik.
“Dari networking yang Anda buat, mulai dari hari ini, mulai dari kemarin, itu ke depan akan membuka pintu Anda untuk beberapa kesempatan. Apakah itu untuk kesempatan berkarir atau kesempatan mendapatkan pekerjaan,” ujar Mucharom.
Sebagai Direktur dari Human Capital and Compliance, Mucharom berpendapat bahwa di bidang human capital, manusia tidak lagi dianggap sebagai sumber daya manusia namun juga sebagai modal. “Ke depan, modal kita hanya ada dua, yaitu manusia dan teknologi,” paparnya.
Selanjutnya, ia pun turut membagikan pengalamannya bekerja selama lebih dari 20 tahun di BNI. Menurut penuturannya, ia pernah ditugaskan di wilayah Indonesia Timur, seperti di Makassar sampai Papua. Selain itu ia pun pernah ditugaskan sebagai General Manager BNI Hongkong selama 2 tahun, sebelum kemudian kembali ke kantor pusat dan menjabat sebagai direktur Human Capital and Compliance.
Sebagai salah satu tanggung jawab dari pekerjaanya, Mucharom turut mengungkapkan pentingnya untuk menjaga kesehatan mental dan badan dalam melakukan sebuah pekerjaan, agar nantinya setiap pekerjaan yang dilakukan dapat memberikan hasil yang maksimal.
Menurutnya, penting untuk kita dapat mengelola kesehatan mental, karena menurut data yang ia dapat mengenai kesehatan mental dari Deloitte, bahwa lebih dari 50 persen responden mengalami peningkatan stress. Apalagi dengan adanya tantangan teknologi baru yang akan menggantikan manusia. “Kami di bank pun sama. Ya, jadi yang di front line itu hari ini juga berkurang sangat jauh di 5 tahun terakhir itu dibayangkan dengan 5-6 tahun yang lalu,” ujarnya.
Tidak hanya itu, di perbankan terjadi penurunan jumlah teller di banyak cabang dikarenakan perkembangan teknologi sehingga dibutuhkan kompetensi atau keterampilan lain untuk menunjang kebutuhan dalam berkarir kelak.
Di akhir pemaparannya, Mucharom menekankan bahwa dibutuhkan kompetensi dan skill baru untuk menghadapi perkembangan teknologi saat ini yang mungkin akan menggantikan tugas manusia kelak. Namun, dalam prosesnya tetap memerlukan manajemen stress yang lebih baik.
Penulis : Leony
Editor : Gusti Grehenson