
Pariwisata pedesaan atau rural tourism memiliki potensi besar dalam membangun pembangunan ekonomi lokal dengan memanfaatkan kekayaan alam dan budaya masyarakat setempat. Akan tetapi, kontribusi pariwisata terhadap PDB Indonesia yang mencapai angka 4,2% pada tahun 2022 masih didominasi oleh daerah perkotaan. Padahal melalui pengembangan desa wisata secara berkelanjutan masyarakat dapat diberdayakan melalui peningkatan lapangan kerja, penguatan UMKM lokal, dan pelestarian budaya dan keanekaragaman hayati.
Hal itu dikemukakan oleh Direktur Utama Badan Otorita Borobudur, Agustin Peranginangin, dalam Ramadan Public Lecture di Masjid Kampus UGM, Rabu (12/3). Mengangkat tema ‘Rural Tourism: Memfungsikan Pariwisata sebagai Katalisator Pembangunan Ekonomi Lokal’, Agustin menuturkan desa memiliki potensi sumber daya alam dan budaya dari keindahan lanskap, keanekaragaman hayati dan atraksi budaya yang dapat dijadikan daya tarik wisata ekowisata.
Ia menyampaikan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya lokal perlu dilakukan secara berkelanjutan seperti penerapan prinsip ekowisata untuk menjaga kelestarian lingkungan. Kemudian adanya penguatan ekonomi lokal seperti pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UKM) dan juga peningkatan kualitas layanan wisata. “Diperlukan adanya pelatihan bagi pelaku wisata mengenai standar pelayanan dan keramahan wisata,” ujarnya.
Ia juga memaparkan strategi pengembangan rural tourism secara berkelanjutan. Pertama, penguatan kapasitas masyarakat lokal dengan pelatihan keterampilan kepada masyarakat dalam bidang hospitality, pemanduan wisata dan kuliner. Kedua, pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat yaitu membangun kelompok sadar wisata (Pokdarwis) untuk mengelola destinasi secara kolektif. Ketiga, festival dan event budaya dengan mengadakan acara tahunan seperti festival seni, tari, atau kuliner khas daerah untuk menarik wisatawan. “Terakhir, mengoptimalisasi melalui media digital dengan memanfaatkan media sosial dan platform digital untuk promosi desa wisata,” terangnya.
Pengembangan pariwisata pedesaan menurut Agustin berpotensi mampu mendorong pembangunan ekonomi lokal. Pasalnya dengan adanya pendekatan berkelanjutan dan berbasis komunitas, sektor ini dapat menciptakan manfaat ekonomi yang luas bagi masyarakat desa. Ia menyebutkan, studi kasus dari Desa Wisata Karangrejo, di Kabupaten Magelang menunjukkan bagaimana pariwisata dapat mengubah struktur ekonomi lokal, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memperkuat daya saing desa di tingkat nasional maupun internasional. “Disini terbukti, Pemerintah dan masyarakat berkolaborasi dalam mengembangkan kebijakan dan inovasi yang mendukung pertumbuhan rural tourism secara berkelanjutan,” paparnya.
Agustin menyebutkan beberapa potensi pariwisata yang bisa dikembngakan di wiayah pedesaan yakni keunikan adat dan tradisi upacara adat, tarian tradisional, dan kerajinan tangan yang mencerminkan kearifan lokal, kuliner khas dan makanan tradisional yang dapat menjadi daya tarik wisatawan, situs sejarah, bangunan bersejarah, candi, atau tempat bersejarah lainnya.
Selanjutnya di sisi lain kearifan lokal, keterampilan pengrajin lokal dalam bentuk kerajinan, produk-produk khas seperti anyaman, batik, ukiran, dan lainnya yang memiliki nilai jual tinggi. Kearifan lokal dalam bentuk praktik pertanian atau perikanan tradisional yang dapat dikembangan menjadi daya tarik wisata edukatif. Namun yang tidak kalah penting, ia berpesan sebaiknya pemandu wisata berbasis masyarakat lokal yang memiliki pengetahuan mendalam tentang daerahnya.
Penulis : Kezia Dwina Nathania
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Dok.Masjid Kampus