
Sebanyak 290 orang yang tergabung dalam Tim Ekspedisi Patriot (TEP) yang terdiri dari dosen, peneliti, dan mahasiswa UGM akan diterjunkan di 32 lokasi kawasan transmigrasi di seluruh Indonesia. Tim Ekspedisi Patriot ini diharapkan dapat melakukan pemetaan dan akselerasi dalam pembangunan kawasan transmigran.
Ketua Pelaksana Tim Ekspedisi Patriot UGM, Dr. Rustamaji, M.Kes memberikan arahan kepada peserta TEP UGM dan menegaskan bahwa Patriot UGM menjadi bagian dari pembangunan nasional serta perekat kebhinekaan bangsa Indonesia. Menurutnya, program ini juga sekaligus menjadi sinergi perguruan tinggi dengan Kementerian Transmigrasi untuk menciptakan lokus-lokus pembangunan ekonomi baru di masing-masing lokasi transmigrasi. “Tim UGM ini berfokus pada luaran berupa rekomendasi strategis untuk evaluasi kawasan transmigrasi, desain pengembangan komoditas unggulan, desain model kolaborasi kelembagaan ekonomi, desain penanganan dan pencegahan konflik kawasan transmigrasi, dan kajian desain dasar sistem akuakultur komunitas pesisir,” ujarnya saat ditemui setelah pelepasan di depan kantor DPkM UGM, Sabtu (23/8).
Prof. Puji Astuti selaku Direktur Kemitraan dan Relasi Global (DKRG) UGM mengapresiasi program ini. Apalagi dengan persiapan yang telah dilakukan oleh UGM yang siap berkontribusi langsung untuk mengkaji kondisi di lapangan. “Kajian ilmiah dari program ini dapat digunakan langsung dalam mengembangkan wilayah transmigrasi,” paparnya.
Dewi Cahyani Puspitasari, Ph.D., selaku Koordinator Pelaksana Ekspedisi Patriot menyebut persiapan tim UGM sudah dimulai sejak jauh-jauh hari. Peserta juga menunjukkan antusiasmenya dengan keberadaan program ini. Untuk itu, Dewi berharap agar kegiatan TEP UGM ini berjalan dengan lancar, selamat, dan menghasilkan luaran yang berdampak, khususnya bagi masyarakat di kawasan transmigrasi.
Nataya Darajati dan Brianita Widiashari, dua orang mahasiswi dari Fakultas Kehutanan merupakan anggota TEP UGM. Keduanya memanfaatkan waktu luang setelah lulus dari program sarjana dengan mengabdi melalui kegiatan ini. Nataya sendiri sudah melakukan persiapan untuk mengabdi ke Aceh, mulai dari mengirimkan barang-barang yang diperlukan hingga mempersiapkan peta wilayah. Persiapan yang juga sudah dilaksanakan meliputi koordinasi dengan dinas setempat, melakukan pemetaan kegiatan tiap minggu serta melakukan bedah KAK (Kerangka Acuan Kerja) agar proses riset dan pengabdian ini sesuai dengan luaran yang telah disusun. “Harapannya dari kami yaitu semoga diterima dengan warga lokal di sana, menangkap dan memanfaatkan program dengan baik, serta dapat berkelanjutan,” ujar Nataya.
Seperti diketahui, rombongan TEP UGM akan berangkat terlebih dahulu ke Jakarta untuk mengikuti pembekalan oleh Kementrian Transmigrasi pada tanggal 24—25 Agustus 2025 sebelum dilanjutkan dengan perjalanan masing-masing tim ke 14 lokus TEP UGM. Kegiatan ini direncanakan akan berlangsung hingga 8 Desember 2025 mendatang.
Penulis : Bolivia Rahmawati
Editor : Gusti Grehenson
Foto : TEP UGM