Keresahan publik terhadap krisis iklim kian meningkat, terutama ketika Indonesia masih bergantung pada energi fosil yang tidak stabil dan berbiaya tinggi. Tekanan ini diperkuat oleh adanya fakta bahwa negara dengan potensi panas bumi terbesar kedua di dunia ini belum sepenuhnya memanfaatkan peluang energinya. Di tengah kegelisahan tersebut, dukungan terhadap percepatan transisi energi bersih semakin menguat dari akademisi, industri, hingga pembuat kebijakan. Hal ini menjadi harapan bahwa panas bumi dapat menjadi solusi strategis dalam menghadirkan energi yang aman, stabil, dan berkelanjutan bagi masa depan Indonesia.
Universitas Gadjah Mada kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung adanya transisi energi bersih serta upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan global untuk poin energi bersih dan terjangkau. Komitmen UGM terhadap transisi energi bersih semakin diperkuat dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan InnerSpace dan Geoenergis di Hotel Morrissey, Jakarta, pada 2-3 Desember 2025 lalu. “Melalui kerja sama ini, ketiga institusi akan mengimplementasikan pemanfaatan langsung panas bumi, khususnya untuk sistem pendinginan gedung (space cooling) berbasis thermal gradient yang diharapkan menjadi model inovasi bagi kota-kota di Indonesia,” kata Dekan Fakultas Teknik UGM Prof Selo dalam keterangan yang dikirim ke wartawan, Jumat (5/12).
Nota Kesepahaman (MoU) ini ditandatangani oleh Dekan Fakultas Teknik UGM, Prof. Selo, bersama dengan Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Kerja Sama, yakni Prof. Ali Awaludin. Selain itu, MoU ini juga ditandatangani bersama Drew Nelson selaku perwakilan InnerSpace dan Daniel W. Adityatama selaku perwakilan Geoenergis.
Dengan kerja sama ini, kata Selo, ini diharapkan menjadi langkah tepat dalam mempromosikan energi panas bumi sebagai salah satu Energi Baru Terbarukan (EBT) yang ditujukan untuk kebutuhan industri, perkotaan, serta masyarakat. UGM menegaskan perannya sebagai universitas riset yang berkomitmen terhadap transisi energi bersih, ketahanan energi nasional, pemanfaatan sains teknologi dalam mendukung keberlanjutan. “UGM berharap kontribusinya dapat mempercepat lahirnya era baru energi melimpah yang aman, bersih, dan tahan terhadap tantangan masa depan Indonesia,” katanya.
Di sela penandatangan kerja sama, juga diluncurkan buku “The Future of Geothermal: Unlocking Energy Abundance, Security, and Resilience”. Melalui Geothermal Research Center (GRC), UGM menjadi salah satu kontributor kunci dalam penyusunan buku ini. Tim penulis dari UGM, yang terdiri dari Dr. Pri Utami, Dr. Kartika Palupi Savitri, dan Dr. Yan Restu Freski beserta tim analis GRC menuangkan pemikirannya pada bab 3, yang mengkaji potensi sumber daya panas bumi di berbagai tatanan dan dinamika geologi Indonesia, serta prospek inovasi teknologi panas bumi untuk mendukung transisi menuju energi bersih dan ekonomi rendah karbon.
Jackson Grimes, Director of Global Engagement dari InnerSpace memaparkan bahwa terdapat peluang besar dalam adanya pemanfaatan energi panas bumi sebagai sumber solusi dalam proses pendinginan bersih (clean cooling) serta pemanasan proses industri yang dapat dimanfaatkan selain sebagai sumber energi berkelanjutan.
Dosen Teknik Geologi UGM, Pri Utami menuturkan analisis dalam buku tersebut menegaskan besarnya potensi panas bumi generasi baru di Indonesia yang mencapai 2.160 gigawatt. “Angka tersebut menjadi peluang dalam dekarbonisasi dan penguatan ketahanan energi berkelanjutan,” ujarnya.
Selain itu, kata Pri, adanya pemanfaatan langsung seperti pendinginan gedung serta suplai panas industri dinilai dapat menjadi transformasi besar bagi pergerakan ekonomi nasional. Sebab, Pri mengutip penilaian International Energy Agency (IEA) bahwa Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar kedua di dunia. Hal ini diharapkan mampu dikembangkan sebagai sarana pengganti impor bahan bakar fosil yang berdampak pada terciptanya energi terbarukan, serta diperkirakan mampu menciptakan ratusan ribu lapangan kerja baru dalam pelaksanaannya.
Penulis : Cyntia Noviana
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Dok. Pri Utami
