Mengingat adanya potensi bencana alam yang besar, perlu ditingkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai risiko bencana alam serta bagaimana langkah-langkah tepat yang dapat diambil untuk mengurangi dampak dari bencana tersebut agar tercipta kesejahteraan global.
Berhubungan dengan hal tersebut, dosen Geofisika FMIPA UGM, Dr. Wiwit Suryanto berangkat untuk memberikan edukasi bencana di Kota Kawaguchiko, Jepang bersama dengan BPBD Kabupaten Karangasem Bali, Kepala SDN Sebudi Karangasem, Dr. Sukma Arida dari Universitas Udayana, serta Dewi Reni Anggraeni dari forum relawan FPRB Provinsi Bali.
Wiwit Suryanto bersama tim diundang oleh suatu institut penelitian di Jepang bernama Mount Fuji Research Institute (MFRI) untuk memberikan pendidikan mitigasi bencana erupsi gunung api, khususnya di lereng Gunung Agung, Bali.
Kegiatan pendidikan ini merupakan bagian dari proyek dengan funding dari Japan International Cooperation Agency (JICA) Grassroot Technical Cooperation Project dengan judul “Building a Disaster-Resistant Community through the Utilization of Local Universities as a Base for Responding to Low Frequency, Large-Scale Disasters” yang sudah dimulai sejak tahun 2022.
Dengan mencakup kegiatan lokakarya edukasi bencana gunung api yang dilaksanakan di SMP Katsuyama di Kota Kawaguchiko, Jepang, kegiatan ini berlangsung dari tanggal 22-25 Juni lalu. “Melalui adanya lokakarya, kami berharap para siswa juga dapat menambah wawasan dan pemahaman yang mendalam mengenai fenomena gunung api dan bagaimana langkah-langkah mitigasi yang efektif,” ujar tim peneliti pada wartawan.
“Kami melakukan lokakarya dengan harapan untuk dapat menjadi inspirasi bagi kegiatan serupa yang mungkin akan terjadi di masa mendatang, baik di Jepang maupun di Indonesia,” imbuhnya.
Dengan adanya kolaborasi ini tim peneliti dari FMIPA UGM berharap bahwa hubungan dengan institusi internasional lainnya dapat dapat terus terjalin dengan baik serta berdampak dalam kontribusi nyata terhadap mitigasi bencana dengan tujuan mencapai kesejahteraan masyarakat global.
Reportase: Wiwit Suryanto
Penulis: Febriska Noor Fitriana