Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM, Prof. Dr. Eng. Edi Suharyadi, S.Si., M.Si., M.Eng., dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Fisika Material, Selasa (7/5), di ruang Balai Senat UGM. Dengan dikukuhkan Prof. Edi Suharyadi sebagai Guru Besar, menambah daftar dari 42 orang Guru Besar aktif yang ada di FMIPA UGM.
Dalam pidato pengukuhannya tentang perkembangan riset bidang nanomaterial magnetik dan aplikasinya, Edi Suharyadi menyampaikan bahan magnet merupakan komponen penting dari komputer, bahkan dalam industri militer, ruang angkasa, hingga bidang kesehatan dan lingkungan. Pertumbuhan penggunaan bahan magnet sebagian besar disebabkan oleh peningkatan sifat magnetik yang memungkinkan untuk dirancang menjadi perangkat yang lebih kecil, lebih ringan, dan lebih efisien. “Ketika ukuran bahan magnetik diperkecil ke skala nanometer atau nanomaterial, maka sifat fisik, listrik, dan kemagnetannya juga akan berubah,” kata Edi Suharyadi.
Menurutnya, salah satu pemanfaatan nanomaterial magnetik yaitu pada pengembangan teknologi hard disk drive yang sejarahnya dimulai ketika International Business Machines Corporation (IBM) mengembangkan perangkat penyimpanan magnetik pertama yang disebut random access method of accounting and control (RAMAC) pada tahun 1955.
Sedangkan pada bidang kesehatan, dalam mengatasi penyakit kanker, juga digunakan terobosan baru yaitu terapi hipertermia magnetik. Terapi ini menawarkan alternatif dalam pengobatan kanker dengan memanfaatkan panas lokal yang dihasilkan oleh nanopartikel magnetik saat terpapar medan magnet bolak-balik atau alternating magnetic field (AMF). “Mekanismenya, nanopartikel magnetik disuntikkan ke dalam jaringan kanker yang kemudian menjadi target. Nanopartikel memanaskan area yang terinfeksi, memungkinkan kerusakan pada sel kanker tanpa memberikan dampak signifikan pada jaringan sehat di sekitarnya,” tutur Edi.
Sebelum mengakhiri pidatonya, selain mengucapkan terima kasih kepada banyak kolega dan rekan kerjanya, Edi juga mengapresiasi grup riset ES-Club yang terdiri dari 42 anggota aktif di tahun 2024 yang terdiri dari asisten peneliti hingga mahasiswa bimbingan S1-S3 dan juga para alumninya. “Sebutan grup riset ES Club diambil dari terminologi electron spin disingkat ES yang merupakan salah satu fenomena fundamental dalam kemagnetan, tapi bagi kami ES bisa juga disingkat Edi Suharyadi,” candanya.
Meski sudah menyandang Guru Besar, Edi mengaku akan terus produktif sebagai dosen di Departemen Fisika, FMIPA UGM. Baginya, Guru Besar adalah buah atau bonus dari produktivitas dosen baik dalam pengajaran dan pendidikan, penelitian dan publikasi, serta pengabdian kepada masyarakat, bukan sekadar tujuan utama untuk mendapatkan jabatan fungsional saja.
Ketua Dewan Guru Besar UGM, Prof. Dr. Ir. Mochammad Maksum, M.Sc., turut memberikan pidato sambutan setelah mengalungkan samir Guru Besar pada Prof. Edi Suharyadi. Dalam pidatonya, ia menyebutkan Prof. Edi Suharyadi, merupakan salah satu dari 42 Guru Besar aktif dari 58 Guru Besar yang pernah ada di FMIPA UGM.
Penulis: Triya Andriyani
Editor: Gusti Grehenson
Foto: Firsto