
Dosen Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada Prof. Dr. Fajar Adi Kusumo, dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Sistem Dinamik, Selasa (1/7) di Kampus UGM. Pada acara pengukuhan yang dilaksanakan di Balai Senat, Fajar Adi Kusumo menyampaikan pidato yang berjudul Sistem Dinamik dan Peranannya pada Prognosis Kanker.
Fajar Adi Kusumo mengatakan telah melakukan penelitian di bidang Sistem Dinamik sejak tahun 2001 dan pengaplikasiannya pada pemodelan prognosis kanker sejak 2010. Sistem Dinamik (Dynamical Systems) merupakan formalisasi matematika yang menggambarkan suatu proses deterministik. Sistem formalisasi matematika ini dapat digunakan dalam pertumbuhan populasi, proses penyebaran penyakit dalam suatu populasi, bahkan dapat disajikan secara matematis ke dalam sistem dinamik. “Sistem Dinamik ini dapat diaplikasikan di bidang kesehatan, contohnya pada Prognosis Kanker. Sistem ini dapat menggambarkan suatu proses deterministik dapat dimanfaatkan untuk melakukan prediksi mengenai perkembangan suatu penyakit atau kondisi medis seseorang,” jelasnya.
Seperti diketahui, penyakit kanker merupakan penyakit yang memiliki risiko kematian yang tinggi. Berdasarkan data WHO (2022), kanker menyebabkan lebih dari 10 juta kematian per tahun, atau 1 dari 6 kematian di dunia disebabkan oleh kanker. Hal tersebut menjadikan kanker sebagai penyakit mematikan nomor dua di dunia.
Salah satu jenis terapi yang sedang dikembangkan untuk menangani penyakit kanker adalah terapi dengan menggunakan virus oncolytic. Tujuan dari terapi ini adalah untuk meningkatkan tingkat kematian (apoptosis) pada sel kanker yang terinfeksi oleh virus Oncolytic. Dengan menggunakan Sistem Dinamik, karakteristik Virotherapy yang dilakukan dapat dipahami sekaligus mengetahui potensi keberhasilan terapi, khususnya pada kanker ganas. “Dengan menggunakan model tersebut, beberapa skenario hasil virotherapy dengan menggunakan virus oncolytic dapat dipelajari dari perspektif matematika melalui eksistensi dan kestabilan dari solusi-solusi dari model,” ujarnya.
Selain itu, sistem dinamik juga dapat digunakan untuk memahami pola perkembangan dan karakteristik jenis kanker tertentu. Salah satu jenis kanker yang cukup banyak ditemui di Indonesia adalah kanker Nasofaring. Kanker ini disebabkan oleh Epstein Barr Virus. Fajar menyebutkan ada dua pendekatan pemodelan matematika yang dapat digunakan untuk memahami pola dan karakteristik kanker ini. Model pertama adalah pemodelan interaksi di tingkat jaringan yang melibatkan sel normal, sel lesi, sel low dysplastic, sel high dysplastic, sel yang telah terinfeksi EBV, dan sel karsinoma invasif. Model kedua adalah melalui interaksi protein dan biomarker yang berperan pada regulasi perbaikan sel.
Dengan menggunakan pemodelan matematika yang ke dua, dapat diketahui bahwa dua pasien kanker yang memiliki kondisi pemeriksaan yang mirip, memiliki pola penyebaran penyakit yang berbeda dan respon terhadap pengobatan yang berbeda. “Temuan ini juga memberikan rekomendasi dari perspektif matematika bahwa penanganan pasien kanker sebaiknya dilakukan secara personal,” tambahnya.
Berbagai kajian tentang pemodelan kanker masih terus dikembangkan sampai saat ini. Fajar berharap pemodelan matematika dalam prognosis kanker tidak hanya membantu dalam penanganan dan pengobatan kanker, tetapi juga dapat membantu mencegah munculnya penyakit kanker. “Kajian pemodelan matematika dalam prognosis kanker ini diharapkan tidak hanya memberikan kontribusi dalam hal penanganan dan pengobatan kanker, namun juga memberikan kontribusi dalam deteksi dini dan berbagai tindakan preventif lainnya untuk mencegah penyakit kanker di masa depan,” pungkasnya.
Penulis : Rafif Rusmana
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Firsto