Kenyamanan ruang pelayanan berpengaruh positif pada kepuasaan pengunjung. Kenyamanan ini bisa tercipta jika lingkungan kerja tertata rapi, bersih, dan indah. Menghadirkan lingkungan kerja yang bersih, rapi, dan nyaman ini tidak hanya menjadi tanggung jawab cleaning service saja, tetapi juga jadi tanggung jawab bersama seluruh warga di lingkungan tempat kerja.
Demikian disampaikan Sri Haryanti, S.Pd., M.Pd., Koordinator Promosi dan Kesekretariatan Direktorat Pendidikan dan Pengajaran saat membuka acara Pelatihan Penataan Ruang Kerja (Housekeeping Training) bagi staf Direktorat Pendidikan dan Pengajaran UGM pada hari Jumat (19/7) di Ruang Pertemuan Utama Direktorat Pendidikan dan Pengajaran UGM.
”Gedung DPP ini baru selesai direnovasi dan hampir keseluruhan dari lingkungan kerja di DPP adalah ruang pelayanan. Agar kebersihan, kerapian, dan kenyamanan tetap terjaga, diperlukan kerja sama dari semua staf untuk secara konsisten merawatnya,” terang Sri Haryanti.
Menurutnya, perihal menjaga kebersihan dan kerapian ruangan, tidak bisa hanya diserahkan ke petugas kebersihan saja, tetapi menjadi tanggung jawab bersama. ”Untuk itu, staf dan petugas cleaning service perlu mendapatkan informasi dan pengalaman cara menjaga kebersihan dan kerapian, juga penataan ruangan pelatihan housekeeping,” imbuhnya.
Pelatihan housekeeping disampaikan oleh Dr. Ayu Helena Cornelia, B.A., M.Si. bersama Tim Cornelia & Co PR and Marketing Agency. Sebelum memulai pelatihan, tim narasumber terlebih dahulu melakukan survei untuk melihat ruangan di Direktorat Pendidikan dan Pelayanan. Pada kesempatan pelatihan tersebut, Ayu Cornelia selaku narasumber menyebut bahwa kebersihan dan kerapian kantor merupakan dua hal yang mampu memberikan kontribusi positif. ”Lingkungan kerja yang bersih dan rapi tidak hanya menciptakan suasana yang menyenangkan dan nyaman, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan kesehatan,” jelas Ayu Cornelia. Standar kebersihan dan kerapihan di kantor ini meliputi pengaturan ruang kerja yang konsisten, sanitasi yang baik serta pemeliharaan peralatan dan fasilitas.
Dalam pemaparannya, Ayu Cornelia, yang merupakan Former Marketing Communication Hyatt Regency Yogyakarta menjelaskan bahwa terdapat metode penataan ruangan 5S yang diadopsi dari budaya Jepang yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke. Seiri artinya menyortir, maksudnya menyortir segala sesuatu di area tempat kerja dan hanya menyimpan barang yang diperlukan saja dengan cara menandai barang yang ”sering digunakan”, ”kadang-kadang digunakan” dan ”tidak pernah digunakan”.
Seiton artinya mengatur segala sesuatu. Setelah digunakan, barang dikembalikan secara efisien, sedangkan sesio artinya membersihkan. Kemudian, seiketsu berarti standarisasi atau memastikan bahwa segala sesuatu yang dilakukan harus sesuai dengan standar agar mudah diikuti oleh semua orang. Terakhir, shitsuke atau yang disebut sebagai disiplin diri atau konsisten agar keempat metode lainnya menjadi sebuah kebiasaan yang utuh dan saling mendukung satu sama lain..
Acara dilanjutkan ke sesi kedua pelatihan yang diisi oleh Veronica Yohanna, narasumber yang juga merupakan Former Housekeeping Manager Hyatt Regency Yogyakarta. Ia memaparkan hasil temuan terkait ketidakrapian dan ketidaksesuaian penataan ruangan di DPP yang sudah disurvei sebelumnya sebagai bahan dievaluasi. Veronica memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyampaikan usulan mengenai penataan dari setiap ruangan agar ruang di DPP dapat dimaksimalkan bagi seluruh warganya.
Pada pertengahan pelatihan, para peserta juga diajak untuk berkeliling melihat area ruangan dan sudut-sudut kerja di lingkungan Direktorat Pendidikan dan Pengajaran. mulai dari ruang pelayanan, ruang arsip, ruang pertemuan, ruang arsip, ruang rekreasi, toilet, dapur bahkan gudang. Narasumber menunjukkan secara langsung tempat-tempat atau sudut-sudut ruangan yang perlu penataan dan pengaturan lebih detail.
Penulis : B. Diah Listianingsih
Editor : Gusti Grehenson