Dua orang alumni Universitas Gadjah Mada (UGM), Angelo Wijaya alumnus Hubungan Internasional Fisipol dan Fajar Sidik Abdullah Kelana, alumnus Fakultas Teknik, mewakili Indonesia di Forum Pemuda Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa (ECOSOC) yang berlangsung pada 16-18 April lalu di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat.
Keduanya ditunjuk oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bersama dengan dua pemuda Indonesia lainnya, bagian dari delegasi resmi pemuda Indonesia yang didukung oleh Perwakilan Tetap Republik Indonesia untuk PBB di New York. Delegasi ini dipimpin oleh Alia Noorayu Laksono, Staf Khusus Menteri Pemuda dan Olahraga.
Angelo mengatakan ia terlibat dan berkontribusi dalam diskusi mengenai berbagai isu global penting seperti kemiskinan dan kesenjangan sosial yang dihadapi pemuda, pembiayaan iklim, pertanian berkelanjutan dan sistem pangan, serta kecerdasan buatan. Forum tahun ini, kata Angelo, berfokus pada memperkuat agenda 2030 dan mengatasi kemiskinan di masa-masa krisis
Melalui forum ini, Fajar dan Angelo berkesempatan untuk tidak hanya mempresentasikan inisiatif dan solusi inovatif dari Indonesia tetapi juga untuk berkolaborasi dan belajar dari pemimpin muda global lainnya. “Dalam forum ini, kita menyampaikan bagaimana Indonesia dapat memanfaatkan teknologi dan kebijakan inovatif untuk mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi dunia saat ini,” ujar Angelo dalam keterangan kepada wartawan, Selasa (23/4).
Menurutnya, kehadiran para delegasi muda di forum tersebut tidak hanya menunjukkan peran penting pemuda dalam tata kelola global tetapi juga menunjukkan potensi pendekatan inovatif untuk tantangan yang telah lama ada. Rekomendasi dari perwakilan anak muda seperti Angelo dan Fajar diharapkan dapat mempengaruhi inisiatif yang sedang berlangsung dan yang akan datang yang bertujuan untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada tahun 2030.
“Kehadiran kita di forum itu bisa memberikan dampak signifikan yang dapat dimiliki pemuda dalam mempengaruhi pembuatan kebijakan di tingkat global,” kata Fajar.
Penulis: Gusti Grehenson