Tim pengabdian Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM yang tergabung dalam Academic Health System (AHS) UGM gelombang kedua telah tiba di Banda Aceh untuk melaksanakan serah terima penugasan dari tim AHS UGM gelombang pertama. Hal ini menandai keberlanjutan upaya AHS UGM dalam mempercepat pemulihan layanan kesehatan di wilayah terdampak yang masih membutuhkan dukungan tenaga medis tambahan.
Dr. dr. Sudadi Sp.An., KNA., KAR., mengungkapkan bahwa keberangkatan tim pengabdian AHS UGM gelombang kedua ini difasilitasi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh. Ia menyampaikan, hasil koordinasi dengan Pusat Darurat Krisis Kesehatan atau Health Emergency Operational Center (HEOC) yang ada di Provinsi Aceh menetapkan jumlah anggota tim pengabdian sebanyak 14 orang yang akan ditempatkan di Rumah Sakit dr. Muchtar Hasbi di Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara. “Jadi pemberangkatan tim kedua ini difasilitasi oleh Sekda yang juga merupakan KAGAMA, melalui jalur udara dan jalur laut. Total sebanyak 14 orang,” ujarnya saat diwawancarai, Selasa (9/12).
Sudadi mengungkapkan kondisi memprihatinkan di rumah sakit tersebut, terutama pada minimnya tenaga medis yang menyebabkan terhambatnya pelayanan rumah sakit. Selain itu, terdapat pula kendala kurangnya penyediaan air bersih sebagai akibat dari dampak bencana yang terjadi. “Hanya saja yang menjadi kendala adalah penyediaan air bersih. Jadi di rumah sakit karena tandun airnya yang di bawah kena lumpur semua, yang di atas cadangannya tidak terlalu banyak, itu dipakai dalam waktu sehari sudah habis,” ujar Sudadi.
Menanggapi permasalahan ini, ia menyampaikan saat ini tim pengabdian AHS UGM telah berkoordinasi dengan Dekanat FK-KMK UGM untuk membantu pengadaan tandu air semi permanen meliputi pembuatan tower, serta membangun pipa-pipa agar air bersih dapat tersalurkan ke ruang rawat inap dari rumah sakit tersebut. “Kami sudah memperbaiki jalur-jalurnya, tetapi memang ternyata banyak yang rusak,” jelasnya.
Pada Sabtu (6/12) lalu, kata Suddi, tim pengabdian AHS UGM yang telah sampai di rumah sakit terbagi dalam dua kelompok. Tim pertama sekitar tiga tenaga medis akan ditugaskan di IGD dan Poliklinik RS dr. Muchtar Hasbi. Sedangkan tim kedua akan dikirimkan di Kecamatan Langkahan. Kecamatan Langkahan dipilih sebab disana terdapat banyak sekali masyarakat terdampak bencana. Ia juga menuturkan bahwa tim pada hari itu menangani sekitar 90 pasien, sedangkan hari Minggu (7/12) lalu bertambah sekitar 110 pasien. “Jadi kita terbagi dua, yang satu mempersiapkan rumah sakit untuk tempat rujukan. Kalau misalnya ada yang perlu dirawat inap, kita arahkan ke Rumah Sakit dr. Muchtar Hasbi,” ujarnya.
Setelah menerjunkan dua tenaga medis untuk melakukan asesmen di lapangan, ia menuturkan bahwa tim kedua ini memang dipersiapkan untuk langsung terjun membantu masyarakat yang berdampak. Untuk penguatan tim sebelumnya, ia menuturkan akan mempersiapkan tim yang rencananya akan diterjunkan di Kabupaten Bener Meriah. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan rekomendasi dari Pusat Darurat Krisis Kesehatan di Bener Meriah mengenai kriteria tenaga medis yang perlu dikerahkan. Ia menyebut bahwa masyarakat di Bener Meriah memang tidak banyak terdampak, tetapi terisolir sehingga tim merasa perlu mengerahkan bantuan di sana. “Satu tim melanjutkan yang di Aceh Utara, yang di Kabupaten Lhoksukon, di Rumah Sakit dr. Muchtar Hasbi. Sedangkan tim yang kedua nanti kita akan tempatkan di Bener Meriah. Ini sedang kami siapkan untuk SDM yang akan ke sana,” jelasnya.
Dalam mengerahkan tim selanjutnya yang akan di tempatkan di Bener Meriah, ia menuturkan rencananya untuk memberangkatkan pada Kamis (11/12) mendatang setelah melakukan koordinasi lebih lanjut. Meskipun belum memiliki bayangan pasti mengenai kondisi di wilayah tersebut, ia memperkirakan bahwa tidak jauh berbeda dengan keadaan di Lhoksukon, sehingga komposisi tim yang dikerahkan kemungkinan besar serupa.
Penulis : Cyntia Noviana
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Dok. Tim AHS UGM
