Fakultas Farmasi UGM melakukan soft launching aplikasi Literasi Jamu Digital pada Selasa (14/11). Aplikasi yang dikembangkan melalui kerja sama dengan Dinas Kesehatan DIY ini dibuat untuk mendukung transformasi kesehatan di tanah air melalui upaya digitalisasi jamu.
Ketua tim pengembang aplikasi Literasi Jamu Digital sekaligus Dosen Fakultas Farmasi UGM, Dr. rer. nat. apt. Yosi Bayu Murti, M.Si., menyampaikan bahwa adanya aplikasi ini diharapkan dapat menjadi sarana edukasi bagi masyarakat tentang jamu dan pengobatan tradisional Indonesia yang berbasis dari pengetahuan digital dengan dukungan kajian ilmiah.
“Pengembangan aplikasi ini tidak hanya berfokus pada obat tradisional, tapi kita juga sudah ada dukungan scientific, terutama masalah kebenaran bahan, karena itu adalah masalah keamanan. Jangan sampai masyarakat salah menentukan jenis bahan obat dan tidak bisa membedakannya, sehingga itu yang menjadi target kita,” ujarnya.
Yosi memaparkan digitalisasi jamu dilakukan untuk mendokumentasikan jamu yang merupakan budaya warisan nenek moyang. Digitalisasi juga akan mempermudah tenaga kesehatan maupun masyarakat dalam mempelajari dan menemukan berbagai macam informasi seputar jamu. Misalnya, proses pembuatan ramuan, alat-alat tradisional dalam pembuatan jamu, resep-resep kuno, serta pemanfaataan jamu untuk pengobatan tradisional dalam upaya menjaga kesehatan sekaligus sebagai upaya melestarikan budaya.
“Digitalisasi literasi jamu merupakan transformasi basis data informasi terkait literasi jamu, bahan baku, alat dan cara pembuatan dan bentuk sediaan jamu dalam bentuk audio-visual interaktif. Nantinya masyarakat bisa mengaksesnya di Museum Sonobudoyo dan Taman Pintar Yogyakarta melalui papan interaktif,”terangnya.
Sebagai wadah dari basis data informasi tersebut, lanjut Yosi, disediakan aplikasi teknologi informasi interaktif yang mudah dipahami dan dikemas dengan menarik. Dikembangan dengan konten utama berupa tumbuhan obat dan simplisia, naskah kuno terkait jamu, pembuatan jamu, dan konten video terkait jamu.
Diluncurkannya aplikasi Literasi Jamu Digital menjadi bukti nyata upaya Fakultas Farmasi UGM dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya dalam bidang kesehatan. Dekan Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. apt. Satibi, M.Si., berharap adanya digitalisasi jamu dapat memudahkan masyarakat untuk bisa mengkases beragam infromasi terkait jamu yang ada di Indonesia.
“Harapannya nanti bisa dikembangkan lagi agar bisa lebih mengglobal lagi,” tuturnya.
Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerjasama dan Alumni Fakultas Farmasi UGM, Dr. rer.nat.apt. Nanang Fakhrudin, menyampaikan bahwa digitalisasi literasi jamu ini adalah salah satu upaya peningkatan kesehatan masyarakat kaitannya dengan pengenalan digitalisasi jamu tradisioanl agar warisan budaya ini tidak hilang. Hal tersebut relevan dengan tujuan SDGs yaitu kaitannya dengan peningkatan kesehatan masyarakat, mencegah penyakit, dan menjaga kebugaran sesuai dengan tujuan global.
Hadirnya literasi jamu digital disambut baik oleh berbagai pihak, terutama Wakil Gubernur DIY dan Ditjen Farmalkes RI yang memberikan dukungan penuh untuk pengembangan lebih lanjut aplikasi ini yang nantinya dapat bermanfaat untuk tenaga kesehatan dan masyarakat luas.
Peluncuran aplikasi Literasi Jamu Digital dilaksanakan bersamaan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59 di Marriot Hotel Yogyakarta. Softlaunching Literasi Jamu Digital dilakukan oleh Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Asisten Pemberdayaan Sumber Daya Masyarakat Direktur Kementerian Kesehatan RI, Wakil Gubernur D.I. Yogyakarta, Dekan Fakultas Farmasi UGM, dan Kepala Dinas Kesehatan D.I. Yogyakarta.
Penulis: Humas Farmasi; Editor: Ika