Tim mahasiswa KKN PPM UGM melakukan kegiatan pelepasan 80 ekor tukik dan penanaman 150 bibit mangrove dalam rangka mendukung wisata bahari di Pulau Bunaken, Manado, Sulawesi Utara. Pelepasan tukik dan penanaman mangrove ini dilakukan oleh mahasiswa KKN PPM bersama Sekretaris Universitas Dr. Andi Sandi, Direktur Pengabdian kepada Masyarakat Dr. Rustamaji serta dari tim Balai Taman Nasional Bunaken, Jumat (9/8), di pulau Bunaken.
Sekretaris Universitas Andi Sandi yang berkesempatan ikut dalam penanaman bibit mangrove ini berharap bisa menahan gelombnagn laut dan mencegah aberasi. “Ada beberapa titik lokasi penanaman yang dilakukan oleh mahasiswa bersama Balai Taman Nasional hingga pertengahan agustus nanti,” katanya.
Menurut Andi Sandi, kegiatan mahasiswa KKN selain untuk mendukung wisata bahari di Pulau Bunaken namun juga menjaga keanekaragaman hayati di laut, sebab keberadaan hutan mangrove dan konservasi terumbu karang mampu mendukung spot wisata snorkeling dan diving di Bunaken. “Kita ingin menjaga keanekaragaman hayati sekaligus menjaga mata pencaharian masyarakat dari laut, kita ingin mempertahankan sumber daya dan penghidupan masyarakat,’ ujarnya.
Direktur Pengabdian kepada Masyarakat Dr Rustamaji menuturkan kegiatan konservasi mangrove sebagai upaya untuk kelestarian lingkungan dalam menghadapi ancaman perubahan iklim. “Perubahan iklim bisa mengancam pulau kecil selain aberasi,” katanya.
Menjawab pertanyaan wartawan, Rustamaji menyebutkan selain di Bunaken, penanaman bibit mangrove juga dilaksanakan di lokasi KKN lainnya seperti di Batam, dan Kupang. “Sekitar 30 persen lokasi kegiatan KKN berada di sekitar wilayah pesisir,” ujarnya.
Kepala Balai Taman Nasional Bunaken Faat Rudhianto, S.Hut., M.Si., menerangkan program penanaman bibit mangrove dan pelepasan tukik yang merupakan hasil kerja sama dengan mahasiswa KKN ini sebagai bentuk upaya konservasi berkelanjutan di wilayah Taman nasional Bunaken.
Ia menyebutkan pihak balai taman nasional secara rutin melakukan patroli telur penyu yang kemudian dilakukan penetasan semi alami dikarenakan apabila dibiarkan di sarangnya akan rawan dimangsa oleh predator. “Harus diamankan telur dan ditetaskan secara semi alami, lalu dipelihara sampai dilepasliarkan,” katanya.
Sedangkan untuk kegiatan penanaman mangrove dilakukan akibat kawasan pesisir pulau Bunaken sudah nampak terbuka karena berkurangnya hutan bakau. “ Di sekitar pesisir yang sudah mulai terbuka harus dilakukan pemulihan ekosistem supaya energi air laut tidak terlalu menghantam pantai tidak terjadi aberasi,” paparnya.
Soal keterlibatan mahasiswa KKN PPM di Pulau Bunaken, Rudhianto menyambut baik karena beberapa program kerja mereka mendukung kegiatan konservasi hutan dan terumbu karang di kawasan taman nasional. “Sejak awal sudah banyak melakukan konservasi lewat sosialisasi dan aksi nyata.
Kormanit mahasiswa KKN PPM Bunaken, Prasetio Utomo mengatakan kegiatan pelepasan tukik dan penanaman mangrove merupakan bagian dari 127 program kerja KKN yang mereka laksanakan di pulau Bunaken. “Kegiatan ini sebagai upaya kita mendukung upaya konservasi untuk mendukung wisata bahari di Pulau Bunaken,” katanya.
Selain penanaman mangrove dan konservasi penyu, pihaknya juga bekerja sama dengan pihak taman nasional bunaken akan melakukan kegiatan transplantasi terumbu. Pihaknya juga memberdayakan warga setempat untuk mampu mengolah sumber bahan makanan seperti pisang, sukun dan ikan untuk diolah menjadi makanan oleh-oleh bagi wisatawan. “Kita ajak mengolah ikan menjadi abon, lalu membuat keripik pisang dan keripik sukun agar menjadi oleh-oleh khas Bunaken,” katanya.
Penulis : Gusti Grehenson
Foto : Firsto