Duta Besar Timor-Leste untuk ASEAN, H.E. Ambassador Natércia Cipriana Coelho da Silva, menghadiri Ambassadorial Lecture di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada pada Senin (1/12). Dalam forum yang berlangsung di Ruang Sidang Dekanat FISIPOL UGM tersebut, Natércia memaparkan perjalanan panjang Timor-Leste hingga resmi menjadi anggota ke-11 ASEAN pada KTT ASEAN ke-47 di Kuala Lumpur, 26 Oktober 2025 lalu.
Pada sesi pembuka, Natércia menekankan bahwa proses aksesi Timor-Leste menuju ASEAN merupakan perjalanan diplomatik jangka panjang yang telah dimulai jauh sebelum kemerdekaan. “Proses untuk Timor-Leste bergabung ke ASEAN bukanlah proses yang singkat, dan bukan hal yang baru. Hal ini selalu menjadi kebijakan prioritas negara kami, bahkan sudah kami mulai jauh sebelum tahun 1970-an. Hingga pada tahun 2002, setelah kemerdekaan kami, ASEAN menjadi salah satu prioritas utama kebijakan luar negeri kami,” jelas Natércia.

Ia juga menegaskan kembali nilai fundamental ASEAN berupa kebersamaan, saling menghormati, dan konsensus. Menurutnya, konsensus adalah mekanisme dialog yang memberi ruang bagi negara anggota untuk mencapai titik temu. “Kita mungkin tidak mencapai semua yang kita inginkan, tetapi kita akan sampai pada titik di mana kita sepakat untuk tidak sepakat, karena kita tahu bahwa untuk maju, kita harus bekerja bersama,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Natércia menyoroti kapasitas Timor-Leste sebagai negara dengan pengalaman panjang dalam peacebuilding, tata kelola demokrasi, dan rekonsiliasi pasca konflik, nilai yang selaras dengan visi ASEAN yang berbasis aturan dan berpusat pada masyarakat. Dengan lebih dari separuh populasi berusia di bawah 25 tahun, Timor-Leste memandang sektor pemuda, sumber daya alam, serta pertumbuhan sektor swasta sebagai peluang strategis untuk memperdalam kerja sama regional dalam perdagangan, investasi, dan inovasi.

Ia juga menggarisbawahi identitas Timor-Leste sebagai negara lusofon, yang memiliki hubungan budaya dan ekonomi kuat dengan komunitas berbahasa Portugis di berbagai belahan dunia. “Kami dapat menjadi jembatan bagi ASEAN untuk menjangkau komunitas berbahasa Portugis di seluruh dunia,” ungkapnya.
Mengakhiri sesi dialog, Natércia menyebut keanggotaan ASEAN sebagai fase baru dalam perjalanan diplomasi Timor-Leste. Ia menegaskan kesiapan negaranya untuk berkontribusi aktif dalam memperkuat sentralitas dan stabilitas kawasan. Ke depan, Timor-Leste berkomitmen menjalankan implementasi penuh keanggotaan ASEAN dan memperluas jangkauan kerja sama regional.
Penulis/Dok.: Humas FISIPOL
Editor: Triya Andriyani
