Tim PKM Video Gagasan Konstruktuif (VGK) dari Universitas Gadjah Mada (UGM) membuat inovasi untuk menghadirkan solusi berkelanjutan bagi sejumlah permasalahan yang dihadapi Indonesia saat ini. Inovasi teknologi yang diberi nama Edgytech Flathouse hadir sebagai ide revolusioner yang dilatarbelakangi adanya berbagai permasalahan yang dialami Indonesia diantaranya pengelolaan sampah yang kompleks.
Nickholast Aditya Pratama, salah satu anggota Tim PKM Video Gagasan Konstruktuif (VGK) UGM, mengatakan selain sebagai solusi permasalahan sampah, Edgytech Flathouse diharapkan menjadi solusi bagi Indonesia sering menghadapi tantangan dalam hal pasokan air bersih dan kualitas udara yang buruk. Dia menyampaikan untuk urusan sampah saja menjadikan pemerintah harus melakukan penutupan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) di sejumlah daerah, salah satunya TPST Piyungan.
“Nampaknya persoalan sampah ini telah menjadi permasalahan yang serius yang harus dihadapi masyarakat Yogyakarta,” katanya di Kampus UGM, Senin (9/10).
Tim PKM Video Gagasan Konstruktif (VGK) adalah tim yang terdiri mahasiswa-mahasiswa Sekolah Vokasi UGM. Selain Nickholast Aditya Pratama (Teknologi Rekayasa Pelaksanaan Bangunan Sipil 2021), tergabung dalam tim ini Septian Widyo Nugroho dan Almira Lutffiyanda (Teknik Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil 2021), dan Daniel Imanuel Manafe (Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol 2022) dan Dr.Eng. Adhitya Yoga Purnama, S.T., M.Eng selaku dosen pendamping.
Nicholast menambahkan hadirnya Edgytech Flathouse ditujukan pula untuk mengatasi berbagai persoalan yang menyangkut soal potensi energi di dalam rumah susun. Menurutnya, harga tanah yang semakin mahal menyebabkan tidak sedikit generasi Z dan milenial menjadikan rumah susun sebagai alternatif tempat tinggal.
Dengan menjadikan rumah susun sebagai pilihan tempat tinggal menjadikan sejumlah masalah akan muncul. Diantaranya bagaimana menghadirkan Edgytech Flathouse sebagai solusi terintegrasi yang memaksimalkan berbagai potensi diantaranya soal potensi energi dalam rumah susun.
“Kesulitan memiliki rumah, utamanya menyangkut dengan upah minimum regional yang rendah maka menjadikan Edgytech Flathouse hadir sebagai solusi,” paparnya.
Nicholast menjelaskan inovasi ini menggabungkan berbagai perangkat yang dioptimalkan melalui aplikasi EdgyApp. Potensi energi yang sebelumnya terbuang dapat menjadi sumber energi alternatif yang signifikan untuk memenuhi kebutuhan energi penghuni rumah susun.
Disamping itu, fitur-fitur Edgytech Flathouse diharapkan juga mengatasi permasalahan pengelolaan sampah, kekurangan air bersih, kualitas udara, dan manajemen rumah susun. Edgytech Flathouse terdiri sesungguhnya terdiri sejumlah alat untuk pengoptimalan potensi energi, seperti Edgybright yang menggunakan energi listrik untuk penerangan dan sebagai sumber cadangan saat listrik padam, serta tangga pintar piezoelektrik yang menghasilkan energi saat diinjak. Edgywater sebagai sistem pengelolaan air hujan yang mampu mengubah air hujan menjadi air minum, air bersih, dan energi listrik melalui pembangkit listrik energi mikrohidro yang terintegrasi dengan aplikasi EdgyApp.
Ada juga Edgywaste sebagai sistem pengelolaan sampah berbasis sensor ultrasonik dan teknologi termoelektrik yang menghasilkan energi baru terbarukan. Ada juga Edgysafe menggunakan turbin ventilator untuk mengontrol kualitas udara dengan memfilter CO2 di area merokok menggunakan sensor MQ2 dan MQ7.
“Energi listrik yang dihasilkan disimpan dalam baterai untuk otomatisasi penerangan,” terangnya.
Selain fitur-fitur energi, Edgytech Flathouse juga mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia yaitu dengan EdgySmart, yang mengintegrasikan perpustakaan nasional dalam bentuk ebook, dan Edgyreport yang memberikan peringatan terkait informasi yang tidak normal serta Edgypartner yang menawarkan marketplace unik untuk penghuni rumah susun.
“Edgytech Flathouse adalah inovasi yang mampu mengatasi permasalahan nyata di Indonesia, memanfaatkan potensi energi dalam rumah susun, dan mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals di Indonesia,” terangnya.
Penulis : Agung Nugroho