Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dapat membangun komunikasi dua arah atau engagement di media sosial dengan berusaha mempererat hubungan yang bermakna dengan pelanggan, dengan cara memposting konten dan informasi yang berkualitas, relevan, informatif dan menarik.
Hal itu disampaikan Syaifa Tania, S.I.P., M.A, pengajar Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas ISIPOL UGM dalam diskusi yang bertajuk Memperkuat Jejaring Bisnis UMKM di Ruang Sidang 1 DPKM UGM, Selasa (1/10).
Menurut Tania, engagement anggota media sosial yang kuat akan mampu meningkatkan kesadaran brand UMKM. Bahkan engagement anggota media sosial, dinilai mampu memberikan ruang keterlibatan interaksi secara langsung dengan pelanggan yang pada ujungnya akan dapat meningkatkan loyalitas berkelanjutan.
“Dampaknya akan meningkatkan penjualan, karena pelanggan yang loyal juga akan merekomendasikan produk ke konsumen lain dan meningkatkan wawasan tentang preferensi dan kebutuhan pelanggan,” ujarnya.
Namun yang tidak kalah penting, imbuhnya, para pelaku UMKM yang sudah familiar dengan medsos diharapkan memberikan respon yang cepat dan ramah, serta mengajak konversasi dengan mendorong diskusi interaktif terkait topik yang relevan. “Penting juga melakukan pelacakan terhadap kinerja posting dengan alat analitik. Dengan ini akan dapat dipahami adanya keberhasilan dan ditemukan hal-hal yang perlu ditingkatkan”, terangnya.
Tania menambahkan platform media sosial secara langsung dapat digunakan sebagai sarana untuk promosi produk UMKM. Hal ini karena media sosial dapat menjangkau audiens yang sangat luas. Melalui media sosial pemasaran dilakukan dengan membangun branding, menggunakan endorsement, dan membuat konten yang menarik.
Sementara itu, Mohammad Genta Mahardhika, S.E., M.B.A dosen Departemen Ekonomika dan Bisnis, Sekolah Vokasi UGM, mengungkapkan pemasaran menjadi bagian penting dalam proses bisnis UMKM. Bisnis waralaba atau franchise merupakan salah satu skema bisnis yang cukup populer di Indonesia.
Skema bisnis franchise ini, menurut Moh Genta Mahardika, memiliki beberapa keuntungan. Disamping perkembangan bisnis yang relatif cepat, bisnis dengan skema franchise tidak perlu melakukan branding atau promosi, mempunyai rekan bisnis berpengalaman dan profesional, dan menjadikan bisnis franchise sebagai tempat pembelajaran bisnis untuk menambah pengetahuan dan keahlian yang dapat dibutuhkan pada masa mendatang. “Menjalankan bisnis franchise ini tidak serta merta membebaskan pembeli lisensi dari resiko sepenuhnya, jika tidak berhati-hati dalam menjalankannya akan mengalami ancaman kerugian”, ungkapnya.
Sementara Direktur Pengabdian kepada Masyarakat, Dr. dr. Rustamaji, M.Kes., dalam sambutannya menyampaikan media sosial saat ini memang menjadi kebutuhan dan sangat diperlukan oleh semua kalangan. Oleh karena itu, menurutnya, perlu dikelola dengan baik agar dapat memberi manfaat peningkatan perekonomian masyarakat. “Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat memandang perlu mengadakan kegiatan ini agar mampu meningkatkan literasi peserta terkait dengan konsep dasar, nilai penting, memilih mitra dan strategi bisnis terkait dengan skema pemasaran waralaba,” tuturnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Dok.DPkM