
Setiap pagi, aroma masakan bergizi menyeruak dari dapur Kepala Desa Rawaurip, Cirebon, Jawa Barat. Dapur tersebut digunakan para Ibu PKK bahu-membahu memasak menu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita sebagai bagian dari aksi nyata mereka dalam mengatasi stunting di wilayah desa.
Tim KKN-PPM UGM “Kangen Pangenan” yang sedang menjalani pengabdian di Desa Rawaurip, turut diberi kesempatan membantu menyiapkan PMT bersama para kader. “Kita ikut terlibat dalam penyiapan makan tambahan ini,” kata Franzeska Sandrina Regita Cahyani, mahasiswa KKN unit Kengen Pangenan, Rabu (6/8).
Regita menyebutkan menu PMT yang disajikan dengan gizi seimbang seperti telur rebus, sup atau tumis sayur, olahan tempe dan tahu, ayam hingga ikan dan dilengkapi dengan buah-buahan setiap harinya memberi harapan bagi warga desa terutama para penerima manfaat. “Menu disesuaikan dengan kebutuhan gizi anak dan diarahkan oleh kader kesehatan dan petugas gizi dari Puskesmas,” katanya.
Menurut data yang dikumpulkan oleh mahasiswa KKN tercatat sebanyak 25 balita yang masuk kategori rawan stunting ditetapkan sebagai penerima manfaat. “Anak-anak tersebut tersebar di lebih dari empat blok wilayah, seperti Blok Pon A sebanyak 4 anak, Blok Pon B ada 4 anak, Kalibangka ada 6 anak dan sisanya ada satu di masing-masing pedukuhan wilayah sekitarnya.
Dikatakan Regita, keterlibatan mahasiswa lebih dari sekadar memasak, kegiatan ini juga menjadi sarana edukasi informal bagi para orang tua. Para kader yang berpartisipasi dalam menyediakan makanan kerap bertukar informasi sambil membagikan PMT, mulai dari hal terkait pola asuh, kebersihan, pentingnya pemberian gizi seimbang hingga topik yang lebih luas seperti isu sosial-politik yang sedang terjadi. “Program ini banyak berperan dalam meningkatkan partisipasi orang tua dalam kegiatan Posyandu karena perhatian yang diberikan serta rasa diberdayakan. Selain itu, ada peningkatan dalam berat badan dan tinggi anak yang sebelumnya masuk kategori rawan stunting,” ungkapnya.
Semangat gotong royong yang ditunjukkan oleh para ibu PKK menjadi contoh nyata bahwa perubahan besar bisa dimulai dari dapur desa. Aksi sederhana seperti memasak bersama dan peduli terhadap gizi anak terbukti mampu memberikan dampak besar bagi masa depan generasi muda.“Pencegahan stunting dimulai dari makanan. Kalau ibu-ibu bisa masak bergizi setiap hari, insyaAllah anak-anak tumbuh sehat,” ujar Bu Siti, salah satu anggota PKK.
Penulis : Ika Agustine
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Tim KKN UGM Kangen Pangenan