Pada tanggal 16-17 Juli 2024 lalu, tim peneliti dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang diketuai oleh Prof. Dr. Ratna Susandarini, M.Sc., melaksanakan survei etnobotani dalam rangka kerja sama Bioprospeksi Tumbuhan Obat bersama Balai Taman Nasional Gunung Merbabu. Survei ini dilaksanakan di Resort Ampel dan Resort Kopeng, Taman Nasional Gunung Merbabu.
Tujuan utama dari kerja sama ini adalah untuk mengumpulkan data penggunaan tumbuhan obat dari masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan taman nasional. Inisiatif ini sangat penting untuk konservasi keanekaragaman hayati dan pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan. Tim peneliti mengumpulkan informasi melalui wawancara dengan penduduk setempat yang berbagi pengetahuan tradisional mereka tentang khasiat obat dari berbagai tumbuhan.
Setelah pengumpulan data dari masyarakat, tim melanjutkan survei lapangan untuk mengoleksi sampel tumbuhan obat yang disebutkan. Pekerjaan lapangan ini sangat penting untuk proses bioprospeksi yang bertujuan mengidentifikasi tumbuhan dengan potensi aplikasi biomedis. Sampel yang dikumpulkan akan dianalisis di laboratorium untuk menentukan komposisi kimia dan manfaat kesehatannya.
Prof. Dr. Ratna Susandarini menekankan pentingnya penelitian ini dalam berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya di bidang kesehatan, konservasi keanekaragaman hayati, dan pemanfaatan ekosistem yang berkelanjutan. “Pekerjaan kami di sini tidak hanya bertujuan untuk menemukan senyawa obat baru tetapi juga untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati tumbuhan di Taman Nasional Gunung Merbabu,” ujarnya.
Kerja sama antara UGM dan Balai Taman Nasional Gunung Merbabu merupakan langkah penting menuju integrasi pengetahuan tradisional dengan penelitian ilmiah modern. Pendekatan ini tidak hanya menghormati dan melestarikan warisan budaya masyarakat lokal tetapi juga meningkatkan pemahaman ilmiah tentang tumbuhan obat.
Taman Nasional Gunung Merbabu, yang dikenal dengan keanekaragaman hayatinya yang kaya, menyediakan lingkungan yang ideal untuk jenis penelitian ini. Taman ini merupakan rumah bagi banyak spesies tumbuhan, banyak di antaranya telah digunakan secara tradisional untuk tujuan pengobatan. Dengan mendokumentasikan dan mempelajari tumbuhan-tumbuhan ini, tim peneliti berharap dapat berkontribusi pada pengetahuan global tentang keanekaragaman hayati tumbuhan obat.
Masyarakat lokal memainkan peran penting dalam penelitian ini. Pengetahuan dan praktik tradisional mereka adalah sumber daya yang sangat berharga untuk mengidentifikasi tumbuhan dengan khasiat obat. Keterlibatan masyarakat juga memastikan bahwa manfaat dari penelitian ini dibagikan kepada mereka yang telah melestarikan pengetahuan ini selama beberapa generasi.
Survei lapangan di Resort Ampel dan Resort Kopeng dilaksanakan dengan dukungan Balai Taman Nasional Gunung Merbabu yang memberikan bantuan logistik dan akses ke lokasi penelitian. Kerja sama ini menyoroti pentingnya kemitraan dalam mencapai tujuan konservasi dan pembangunan berkelanjutan.
“Temuan dari penelitian ini akan dipublikasikan di jurnal ilmiah dan dibagikan kepada masyarakat lokal serta pemangku kepentingan terkait,” ujar Ratna. Menurutnya, penyebaran pengetahuan ini sangat penting untuk mempromosikan konservasi tumbuhan obat dan pemanfaatannya yang berkelanjutan.
Sebagai kesimpulan, survei bioprospeksi tumbuhan obat di Taman Nasional Gunung Merbabu adalah inisiatif penting yang menggabungkan pengetahuan tradisional dengan ilmu pengetahuan modern. Inisiatif ini bertujuan untuk berkontribusi pada konservasi keanekaragaman hayati, penemuan senyawa biomedis baru, dan pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan, sejalan dengan tujuan SDGs yang lebih luas.
Penulis: Humas Fakultas Biologi