Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada menggelar Rapat Senat Terbuka Dies Natalis ke-56, Jumat (18/8) bertepatan dengan hari lahir fakultas tersebut. Peringatan Dies Natalis kali ini mengusung tema “Local Voices for Global Social Justice”, sejalan dengan visi Fakultas Filsafat “menjadi fakultas filsafat yang terpercaya sebagai pusat pendidikan, pengkajian, dan pengembangan filsafat dan kearifan lokal yang menghasilkan lulusan unggul berjiwa Pancasila”.
“Dalam rangka mencapai visi tersebut, Fakultas Filsafat selama 56 tahun telah menyelenggarakan pendidikan filsafat sebagai respons terhadap kebutuhan masyarakat akan pendidikan filsafat yang bermutu,” tutur Dekan Fakultas Filsafat, Dr. Rr. Siti Murtiningsih.
Pada Rapat Senat Terbuka ini, ia memaparkan berbagai kontribusi terbaik Fakultas Filsafat untuk masyarakat, bangsa dan negara, terutama dalam bidang keilmuan filsafat. Laporan yang ia sampaikan di antaranya meliputi aspek pendidikan, kemahasiswaan, penelitian, pengabdian, dan kerja sama.
Pada kesempatan ini, Rektor UGM hadir untuk memberikan sambutan sekaligus ucapan selamat. Ia menuturkan bahwa Fakultas Filsafat menjalankan peranan penting dalam menghasilkan pemikiran dan gagasan strategis sebagai respons terhadap perkembangan peradaban masyarakat.
“Kita harus mengakui bahwa semua perkembangan ada efek residu yang perlu kita perhatikan. Persoalan juga akan bermunculan, pasti akan ada dampak-dampak yang perlu kita antisipasi,” kata Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D.
Ia berbicara mengenai sejumlah situasi di tingkat global seperti perubahan tata kelola dunia, perubahan iklim, krisis pangan, dan berbagai potensi kerawanan lainnya, serta dinamika di tingkat domestik yang perlu disikapi dengan bijaksana. Di tengah situasi ini, menurutnya tema yang diusung Fakultas Filsafat dalam peringatan Dies Natalis kali ini sangat relevan. Ia berharap, peringatan Dies Natalis ke-56 menjadi momen untuk meneguhkan kembali peran dan tanggung jawab Fakultas Filsafat untuk menjawab permasalahan di tingkat nasional dan global.
“Fakultas Filsafat berperan sangat penting sebagai ladang pembelajaran untuk menyemai, memproduksi, dan mendistribusikan buah pemikiran yang bernas dan relevan untuk kehidupan masyarakat, karena perubahan baik dimulai dari perspektif dan gagasan yang baik pula,” ungkap Rektor.
Ketua Lafinus, Dr. Septiana Dwiputri Maharani, pada kesempatan ini menyampaikan pidato ilmiah berjudul “Etika Kepedulian dalam Relasi Manusia-Teknologi Perspektif Carol Gilligan”. Teknologi, terangnya, menjadi perbincangan publik karena memiliki peran yang sangat signifikan dalam kehidupan sehari-hari dan berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Perkembangan moral dalam diskusi dinamika gender dalam struktur masyarakat saat ini pun sangat digerakkan oleh teknologi.
Ia memaparkan pemikiran sejumlah filsuf terhadap isu ini, mulai dari pemikir feminis seperti Carol Gilligan dan Donna Haraway hingga Don Ihde, seorang filsuf teknologi. Kontribusi para filsuf, menurutnya memberikan wawasan berharga tentang persimpangan gender, teknologi, dan masyarakat.
“Karya mereka dapat menjadi dasar untuk diskusi dan pemeriksaan kritis terhadap tantangan, peluang, dan pertimbangan etis yang terkait dengan peran dan pengalaman perempuan di bidang teknologi,” ucapnya.
Sebagai kesimpulan, menurutnya menerapkan etika kepedulian untuk implementasi teknologi menawarkan pendekatan yang berpusat pada manusia dan empati berusaha menyelaraskan kemajuan teknologi dengan kesejahteraan individu, hubungan, dan masyarakat.
“Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip etika kepedulian ke dalam pengembangan teknologi, penyebaran, dan penggunaan, kita dapat menciptakan lanskap teknologi yang lebih etis dan berkelanjutan,” terang Septiana.
Penulis: Gloria
Fotografer: Donnie