Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada sepakat menjalin kerja sama dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat dengan Partido State University – College of Environmental Science and Environmental Design, Filipina. Kedua universitas menyepakati kerja sama dalam bidang pertukaran mahasiswa, pertukaran staf pengajar dan/ atau peneliti, dan melaksanakan kegiatan bersama untuk penelitian dan publikasi.
Naskah perjanjian keduanya telah ditandatangani oleh Arnel B. Zarcedo, Ph.D, selaku Presiden SUC III, Universitas Negeri Partido, Goa, Camarines Sur, Filipina dan Sigit Suarta, S.Hut., MP., M.Si., Ph.D selaku Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Dalam penandatanganan perjanjian yang dilakukan secara daring, ini turut menyaksikan Dr. Michael A. Clores, Vice President for Academic Affairs, ParSU, Prof. Patricia M. Candelaria, Vice President for Research, Extension, and Knowledge Management, ParSU, Prof. Charlie M. Balagtas, Vice President for Administration and Finance, ParSU dan Ms. Leih Anne R. Odono, Board Secretary/ International Affairs Director, ParSU. Sementara dari pihak UGM antara lain Prof. Dr. Apt. Puji Astuti, Direktur Kemitraan dan Relasi Global, Prof. Widiyatno, Ph.D, Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Fakultas Kehutanan, serta Dwiko Budi Permadi, S.Hut., M.Sc., Ph.D, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Kehutanan.
Dalam perjanjian ini keduanya juga menyepakati untuk penyelenggaraan bersama kegiatan-kegiatan seminar dan pertemuan akademik, perkuliahan dan penyelenggaraan seminar internasional, pertukaran materi akademik dan informasi lainnya, serta penyelenggaraan program akademik khusus jangka pendek. Untuk program pertukaran mahasiswa disebutkan bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar mendapat pengalaman kolaborasi dan pertukaran internasional, serta untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang Filipina dan Indonesia melalui pendidikan.
“Untuk masa studi bagi mahasiswa pertukaran diatur bahwa peserta program ini adalah satu semester atau satu tahun akademik tetapi dapat diperpanjang dengan persetujuan kedua universitas, dan jumlah mahasiswa yang ditukar berdasarkan Perjanjian ini tidak boleh lebih dari tiga mahasiswa di setiap universitas,” ujar Puji Astuti, di Kampus UGM, Jum’at (19/4).
Sedangkan untuk pertukaran fasilitas dan peneliti, disebutkan keduanya akan secara aktif berupaya untuk mendorong pertukaran dosen dan/atau peneliti bersama untuk jangka waktu tertentu. Pertukaran ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti kunjungan fakultas secara individu, jangka pendek, dan jangka panjang, penelitian bersama, dan proyek pengembangan.
“Tentunya kedua universitas juga akan secara bersama mencari sumber pendanaan eksternal untuk memfasilitasi pertukaran ini,” terang Puji.
Sigit Suarta merasa bersyukur telah ditandatangani kerja sama ini. Beberapa bidang yang akan dilakukan bersama meliputi student exchange, staff mobility, joint research, dan lain sebagainya, menurutnya akan memberi manfaat dan keuntungan bagi kedua universitas.
“Keuntungan yang akan didapat bagi kita adalah bahwa kita akan dipakai sebagai referensi pengembangan ilmu kehutanan tropika bagi prodi baru mereka,” ungkapnya.
Dalam kerja sama ini, mereka telah siap untuk mengirimkan dosen dan mahasiswanya untuk melanjutkan studi di Fakultas Kehutanan UGM. Dengan kerja sama ini memberi harapan bagi civitas akademika FKT UGM berupa kesempatan mendapatkan mitra kerja sama untuk pengembangan keilmuaan kehutanan.
“Tentu saja dengan kerja sama ini juga akan memperluas jejaring bagi aktivitas global dalam upaya menyelamatkan bumi dari pemananasan global,” imbuhnya.
Penulis: Agung Nugroho