Fakultas Pertanian UGM dan PT Astra International Tbk melakukan penandatangan Nota Perjanjian Kerja Sama (MoA) dalam bidang Tridharma Perguruan Tinggi, Jumat (19/7) bertempat di Menara Astra, Jakarta. Penandatanganan MoA ini dilakukan oleh Dekan Fakultas Pertanian UGM, Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D. dan Chief of Corporate Affairs PT Astra International Tbk, Riza Deliansyah. Ruang lingkup kerja sama ini adalah kedua institusi sepakat untuk berkolaborasi dalam pengembangan kluster produk perikanan dan kelautan pada program Desa Sejahtera Astra (DSA). Kegiatan penandatanganan MoA ini dilakukan di sela-sela Rapat Kerja Nasional Desa Sejahtera Astra 2024.
DSA merupakan program flagship Corporate Social Responsibility (CSR) PT Astra International Tbk yang diinisiasi untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Terdata, desa yang telah bergabung dalam program DSA sejumlah 1.196 desa yang tersebar di 180 kabupaten se-Indonesia. Program ini berfokus pada pemberdayaan kewirausahaan di tingkat desa sesuai dengan potensi dan produk unggulan desa. “Program DSA memiliki fokus pengembangan produk unggulan melalui tiga kluster produk, yaitu pertanian dan olahannya, kelautan dan perikanan, serta wisata, kriya, dan budaya,” ujar Riza Deliansyah memberikan penjelasan sebelum membuka Rakernas DSA.
Keikutsertaan Fakultas Pertanian UGM dalam Pogram DSA adalah sebagai pembina kluster perikanan dan kelautan. Sebagai pembina, tim pelaksana bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan dan memfasilitasi pengembangan klaster DSA guna meningkatkan daya saing, produktivitas, dan inovasi. “Berbagai agenda ke depan yang akan menjadi concern dari tim kami sebagai pembina klaster akan berkaitan dengan perbaikan produk, pengujian produk, perizinan, sertifikasi & legalitas, business matching, pengelolaan database, konsultasi dan bimbingan teknologi (bimtek), digitaliasi, dan international expo,” ungkap Jaka Widada. Ia berharap, pelibatan Fakultas Pertanian dalam program DSA yang didukung penuh oleh PT Astra International Tbk dapat menjadi batu loncatan Indonesia Emas 2045 dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Hari pertama Rakernas DSA 2024 diisi dengan gelar wicara untuk masing-masing klaster. Pada kesempatan ini, tim Departemen Perikanan UGM yang diwakili oleh Prof. Suadi, Ph.D., yang juga bertindak sebagai ketua pelaksana kegiatan, menyampaikan pemaparan berjudul ‘Pemberdayaan Sumber Daya Perikanan dan Kelautan untuk Penguatan Perekonomian Desa’. Dalam gelar wicara tersebut, Suadi menekankan pentingnya penguatan sistem hulu-hilir pada bisnis perikanan, dan strategi pemberdayaan masyarakat perikanan dan kelautan berbasis model pengembangan produk dan bisnis berbasis komunitas.
“Perikanan Indonesia memiliki keunggulan komperatif yang besar dengan potensi sumber daya yang ada, tetapi masih lemah dalam keunggulan kompetitif. Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah penguatan kapasitas SDM dan teknologi kelautan dan perikanan,” ujar Suadi. Ia menambahkan, integrasi perikanan ke dalam pembangunan desa perlu didorong untuk menghindarkan pembangunan yang bersifat sektoral. Berkembangnya usaha-usaha berbasis kelompok seperti pengolahan dan perdagangan ikan, budidaya ikan dan udang, pertanian lahan pasir, peternakan, dan pariwisata di beberapa wilayah pesisir menjadi modal sosial untuk mengintegrasikan perikanan ke dalam pembangunan desa.
Pada hari kedua Rakernas DSA, tim Departemen Perikanan memandu diskusi terkait profil produk dan permasalahan yang dihadapi dengan berbagai fasilitator kluster perikanan dan kelautan yang berasal dari beberapa wilayah seperti Kabupaten Maluku Tengah (Maluku), Blitar dan Mojokerto (Jawa Timur), Mamuju (Sulawesi Barat), serta Manggarai Barat dan Maumere (NTT).
Penulis: Humas Fakultas Pertanian UGM
Editor: Triya Andriyani