PT Sinergi Gula Nusantara menyelenggarakan Focus Group Discussion “Tata Kelola Tebu Rakyat sebagai Upaya Penguatan Supply Bahan Baku Menuju Swasembada Gula Nasional 2028”. Menggandeng Fakultas Pertanian UGM sebagai tuan rumah, Focus Group Discussion juga melibatkan PT LPP Agro Nusantara dan PT Perkebunan Nusantara (III) Holding.
Prof. Subejo sebagai Guru Besar Bidang Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian dalam kesempatan ini menjadi moderator yang mengupas persoalan yang berkaitan dengan aspek non teknis dalam tata kelola tebu rakyat, seperti penguatan kelembaaan petani tebu rakyat dan penguatan oragnisasi pabrik gula. Partisipasi Fakultas Pertanian UGM yang proaktif dalam persoalan ini, disebutnya dimaksudkan untuk mendukung komitmen memajukan perkebunan tebu rakyat sebagai upaya mencapai swasembada gula.
Sementara moderator kedua, Prof. Irham selaku Guru Besar Bidang Ekonomi Pertanian dalam kesempatan ini mengulik berbagai aspek teknis mengenai strategi pengembangan dan penguatan koperasi tebu.
Acara FGD yang berlangsung di Auditorium Prof. Harjono Danoesastro, Selasa (2/7) diawali dengan pemaparan dari tiga keynote speaker yaitu Dr. Ir. Mohammad Abdul Ghani, M.Si., Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III (Persero), Ir. Andi Nur Alamsyah, M.Si., Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, dan Faturohman, Asisten Deputi Bidang Industri Perkebunan dan Kehutananan Kementerian BUMN.
Mohammad Abdul Ghani dalam diskusi menyampaikan soal peta jalan pendukung swasembada gula melalui pemberdayaan petani tebu. Dia menyampaikan lima strategi penguatan tebu rakyat, antara lain percepatan bongkar ratoon,penguatan organisasi tebu rakyat, penguatan program makmur, penataan varietas, dan Harga Acuan Pembelian (HAP) yang berkeadilan.
“Salah satu permasalahan mendasar dari industri gula di Indonesia adalah kita yang abai terhadap kepentingan petani, sehingga kami dari PTPN telah menyusun peta jalan menuju swasembada gula nasional 2028 dengan berbasis pemberdayaan petani tebu,” jelasnya.
Andi Nur Alamsyah menyatakan terkait kebijakan pengembangan tebu rakyat maka hal terpenting adalah melakukan kolaborasi dalam pembangunan perkebunan tebu dengan mengevaluasi dan menyusun kembali kebijakan yang relevan.
Sedangkan, Faturohman dalam kesempatan ini menjelaskan BUMN melalui PTPN Grup telah melakukan operational excellence dan hilirisasi guna mendukung ketahanan pangan dengan meningkatkan kinerja operasional komoditas tebu.
Dekan Fakultas Pertanian UGM, Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D menyebut pertemuan seluruh level stakeholders dalam acara FGD kali ini menjadi upaya untuk menyamakan persepsi memajukan gula di Indonesia. Dia menandaskan soal komitmen Fakultas Pertanian UGM dalam mendukung pemerintah dan BUMN melalui pembangunan Sugar Cane Learning Center.
“Kami berterima kasih atas kepercayaan seluruh pihak kepada Fakultas Pertanian UGM sebagai tuan rumah FGD kali ini. Saya melihat kesempatan baik ini menjadi usaha kita untuk menyatukan pemahaman dalam pengembangan gula di Indonesia sehingga kita bisa mencapai swasembada gula,” tuturnya.
Penulis: Hanita Athasari Zain
Editor: Desi Utami
Foto: Media Faperta UGM