Fakultas Teknik UGM mengoperasikan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang menerapkan prinsip Reduce, Reuse, Recycle (3R). TPS yang diberi nama Grahakara Grafika ini diresmikan oleh Dekan Fakultas Teknik, Prof. Selo, MT., Ph.D., Jumat (1/12), dan telah mulai beroperasi untuk mengolah sampah terpilah dari seluruh unit kerja di fakultas tersebut.
“Sampah yang dihasilkan Fakultas Teknik cukup besar, bisa mencapai beberapa ton setiap bulannya. Tahun 2023 kami menargetkan tidak ada sampah yang keluar dari Fakultas Teknik. Dengan konsep zero waste, sampah yang keluar dari unit kerja akan dikelola sehingga tidak perlu sampai ke tempat pembuangan akhir,” tutur Selo.
Komitmen untuk mengelola sampah, menurutnya, perlu ditumbuhkan di kalangan sivitas Fakultas Teknik. Seluruh unit kerja di telah diarahkan untuk melakukan langkah-langkah pengurangan sampah, misalnya menghindari penggunaan kemasan kardus untuk kudapan saat rapat. Mahasiswa juga didorong untuk membawa botol minum pribadi, karena dispenser air minum telah tersedia di berbagai titik di area fakultas.
“Kalau tidak bisa mengelola dengan baik akan jadi persoalan. Di hulu kita membuat aturan untuk unit kerja, dan di hilir kita mengelola sampah,” imbuhnya.
Di TPS3R Grahakara Grafika, terdapat beberapa area khusus untuk menyimpan sampah anorganik yang dapat dijual kembali misalnya berupa sampah kertas dan plastik. Terdapat pula mesin pencacah sampah daun yang dapat menghasilkan kompos, bak komposter dengan mikroorganisme, serta mesin penghancur sisa makanan yang dilengkapi teknologi micro bubble untuk mempercepat proses pembusukan.
Hasil pengolahan sampah organik ini mendatangkan banyak manfaat karena dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman hingga memberi makan ikan lele yang dipelihara di bawah lokasi TPS3R. “Ini menjadi contoh bahwa sampah juga bisa mendukung ketahanan pangan,” tutur Ni Nyoman Nepi Marleni, S.T., M.Sc., Ph.D., dosen Teknik Lingkungan UGM yang ikut mengawal pengembangan TPS3R.
Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerja Sama, Ir. Ali Awaludin, S.T., M.Eng., Ph.D., IPU, ACPE., menambahkan bahwa fasilitas ini juga bisa menjadi sarana pembelajaran bagi mahasiswa Fakultas Teknik maupun bagi masyarakat umum.
“Dulu di sini hanya tempat untuk menumpuk sampah yang masih campur aduk sebelum dibawa ke TPA. Tapi rasanya tidak pas jika seperti ini di kampus. Kita ingin mahasiswa kita yang merupakan calon pemimpin bangsa merasakan dididik memilah sampah,” ucapnya.
Pengembangan fasilitas dilakukan dengan dukungan berbagai mitra fakultas. Pengembangan berbagai teknologi dan fasilitas pengolahan sampah tidak terlepas juga dari komitmen UGM terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (TPB/SDGs).
Ali berharap, TPS3R bisa menjadi percontohan bagi fakultas dan instansi lainnya untuk belajar teori dan praktik pengolahan sampah. “Paling berat untuk mengubah orang yang dulu tidak peduli menjadi peduli. Ini tugas berat, tetapi di kampus harus dicontohkan. Mudah-mudahan ini berjalan untuk seterusnya,” imbuhnya.
Penulis: Gloria
Fotografer: Firsto