Tim dari Program Pendidikan Akuntansi (PPAk) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) bekerja sama dengan Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Keerom meluncurkan pelatihan literasi keuangan berbasis teknologi digital. Pelatihan ini ditujukan khusus untuk UMKM Orang Asli Papua (OAP) di Kabupaten Keerom.
Dr. Arika Artiningsih selaku pimpinan program kegiatan ini mengatakan Pelatihan Literasi Keuangan Digital untuk UMKM Orang Asli Papua dilakukan berdasar pemahaman dengan pelatihan sehingga nantinya mampu meningkatkan literasi terkait keuangan berbasis teknologi digital. Selain itu dapat merangsang pertumbuhan UMKM dan mendorong pemberdayaan ekonomi lokal.
Menurut Arika kegiatan pelatihan ini sejalan dengan poin 8 (decent work and economic growth), poin 9 ( industry, innovation and infrastructure) dan 10 (reduced inequality) dari 17 cakupan dalam pencapaian tujuan SDGs terkait aspek keberlanjutan, mulai dari ekonomi, sosial, hingga lingkungan. Kegiatan pelatihan juga mendorong tumbuhnya ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta menciptakan pekerjaan layak dan produktif bagi semua orang, dan juga mendorong pembangunan industri, inovasi, dan infrastruktur yang berkelanjutan dan inklusif, serta sebagai upaya mengurangi ketidaksetaraan ekonomi, sosial, dan regional serta mempromosikan inklusi sosial dan ekonomi.
“Sudah semestinya pemerintah daerah dan pelaku UMKM memberi perhatian untuk Orang Asli Papua. Mereka sangat memerlukan dorongan dan bimbingan lebih ekstra dalam menjalankan usaha mereka,” ujar Arika di Kampus UGM, Senin (11/12).
Untuk pelatihannya sendiri telah berlangsung di Arso Grande Hotel Yuwanain, Arso II, Rabu (29/11). Pelatihan diikuti 25 pelaku UMKM, dan bertindak sebagai penyelenggara Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menegah dengan menghadirkan narasumber dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Yogyakarta dan Universitas Yapis Papua. Narasumber dari UGM antara lain Arika Artiningsih, A. Sudiana Sasmita, Anggit Firmansyah, Firdaus Kurniawan, dan Nadya Windy Putrie.
Arika Artiningsih menjelaskan kegiatan pelatihan sebagai salah satu cara mewujudkan perubahan pola pikir dalam berbisnis Orang Asli Papua terutama dalam memanfaatkan teknologi digital untuk pengelolaan keuangan dengan aplikasi SIDEK-ERP.
“Sasarannya adalah untuk mengukur dan mengatur bisnis yang dijalankan OAP dengan baik dalam pencatatan pembukuan berbasis internet,” katanya.
Arika menambahkan pelatihan literasi keuangan digital ini pertama kali dilaksanakan di Kabupaten Keerom dan di Yogyakarta. Kegiatan ini, disebutnya merupakan salah satu bentuk pengabdian kami kepada Tanah Papua dengan harapan nantinya para pelaku UMKM Keerom dapat semakin maju dan berkembang.
Drs. Wahfir Kosasih, SH, MH, M.Si mewakili Bupati Keerom memiliki pandangan yang sama. Saat membuka pelatihan ia menyampaikan dengan pencatatan yang baik diharapkan dapat mempermudah akses permodalan, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari perbankan, dan melakukan ekspansi usaha hingga bisa ekspor ke luar negeri. Menurut Wabup pelatihan ini merupakan wujud nyata dan komitmen Pemerintahan Kabupaten Keerom yang dipimpin Bupati, Piter Gusbager, S.Hut, MUP., dalam mendorong kemajuan kesuksesan UMKM OAP di Kabupaten Keerom.
“Di era digitalisasi saat ini yang terus berkembang tentunya memberikan peluang begitu tinggi bagi masyarakat untuk memperluas jangkauan pasar, meningkatkan efisiiensi operasional dan inovasi baru khususnya bagi pelaku UKM OAP di Kabupaten Keerom,” ucap Wahfir Kosasih.
Menurut Wabup, selain mendapatkan pemahaman tentang pentingnya literasi keuangan, para peserta pelatihan akan mempelajari konsep-konsep dasar perencanaan keuangan, kas, teknologi digital dan lain sebagainya. Diharapkan para pelaku UMKM Keerom dapat meningkatkan standart produk dalam rangka menyambut perhelatan Pesparawi Se- Tanah Papua 2024 di Kabupaten Keerom.
Sudiana Sasmita menyatakan peningkatan penetrasi digital dari UMKM menjadi hal yang sangat perlu ditingkatkan mengingat tidak banyak UMKM dan koperasi di Kabupaten Keerom yang memanfaatkan teknologi digital dalam pengelolaan bisnis dan keuangan. Kurangnya pelatihan dan pendampingan yang intensif dinilainya menjadi faktor yang membuat Sumber Daya Manusia belum siap untuk mengadopsi teknologi digital.
Sudiana menjelaskan pelatihan dirancang sebagai awal pendampingan berkelanjutan bagi UMKM. Adapun tujuan pelatihan ini antara lain untuk peningkatan pemahaman literasi keuangan bagi masyarakat OAP di Kabupaten Keerom. Mengenalkan konsep dan pemanfaatan teknologi digital dalam pengelolaan keuangan usaha, dan memberikan panduan praktis dalam penggunaan teknologi berbasis digital untuk mengoptimalkan usaha UMKM.
“Dengan pelatihan ini kita berharap dapat mengubah paradigma dan meningkatkan kemampuan para penggiat UMKM di Kabupaten Keerom dalam mengadopsi teknologi digital untuk pengelolaan keuangan. Program ini akan dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan sehingga dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi bisnis yang dijalankan oleh OAP dan berkontribusi pada pemberdayaan UMKM di Kabupaten Keerom,” imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto: Dok. FEB UGM