Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM meluncurkan program-program pengelolaan sampah di lingkungan kampus. Tidak hanya berfokus pada upaya pengurangan sampah, tetapi juga pada pemanfaatan kembali sampah sebagai sumber daya ekonomi yang bernilai. “FEB UGM mengembangkan program-program inovatif dalam pengelolaan sampah sebagai langkah nyata dalam mendukung aspek keberlanjutan. Langkah-langkah yang diambil adalah bagian dari komitmen kami untuk menerapkan budaya berkelanjutan dan menciptakan perubahan positif yang dimulai dari lingkungan kampus dan memiliki societal impact bagi masyarakat,” kata Dekan FEB UGM, Prof. Dr. Didi Achjari, S.E., M.Com., AK., CA., Selasa (16/4).
Didi Achjari menyebutkan pengelolaan sampah di FEB UGM dilakukan dengan cara mengolah sampah organik menjadi pupuk yang dimanfaatkan untuk pembuatan biopori di lingkungan kampus. Selain itu, FEB UGM juga mendorong pengurangan penggunaan sampah plastik dengan menggalakkan penggunaan termos air minum pribadi (tumbler) bagi warganya dan menyediakan air minum isi ulang gratis melalui water fountain. “Kita mendorong kesadaran dan partisipasi mahasiswa, dosen, serta staf profesionalnya untuk mewujudkan ekonomi hijau di kampus. Salah satu inisiatif yang diambil untuk mendukung pembangunan ekonomi hijau dengan menerapkan pengurangan sampah plastik,” katanya.
Kebijakan ini menurut Didi sejalan dengan semangat untuk menekan limbah plastik dari konsumsi botol minuman dalam kemasan yang sulit terurai dan merusak lingkungan. Meski diakui saat ini FEB UGM memang belum sepenuhnya lepas dari penggunaan plastik dalam aktivitas kampusnya. Namun begitu, sejumlah langkah konkret telah diterapkan untuk mengelola sampah plastik yang dihasilkan, salah satunya melalui gerakan memilah sampah menurut jenisnya.
Selain itu, langkah inovatif lain yang dilakukan oleh FEB UGM adalah mengelola limbah makanan dari kantin kampus untuk digunakan sebagai pakan ternak unggas dan ikan. Upaya tersebut merupakan langkah yang mampu menciptakan nilai tambah dari produk yang sebelumnya dianggap sebagai limbah menjadi sesuatu yang berdaya dan bernilai guna.
Langkah-langkah yang dilakukan FEB UGM ini mendapatkan dukungan positif dari mahasiswa dan staf kampus. Salah satunya dari Dosen Departemen Manajemen, R. Muhammad Fajri, S.E., M.B.A. Menurutnya, FEB UGM telah melakukan strategi cukup memadai untuk mengurangi timbulan sampah anorganik dan mengolah sampah organik. “Saya kira, pengelolaan sampah organik yang dilakukan sudah memadai dengan mengolah sampah taman dan limbah makanan menjadi pupuk,” ujarnya.
Terkait sampah anorganik, Fajri menilai positif adanya gerakan penggunaan tumbler yang dikenalkan di FEB UGM dalam beberapa tahun terakhir. Penggunaan tumbler dinilainya cukup efektif mengurangi limbah air minum dalam kemasan. Namun penggunaan kemasan makanan dan minuman di kantin dan kafe belum menggunakan bahan ramah lingkungan.“ Penyediaan konsumsi di FEB UGM juga sudah mulai mengurangi kemasan kotak. Tapi masih diperlukan upaya untuk menekan penggunaan kemasan sekali pakai di kantin maupun kafe di FEB dengan menggunakan kemasan ramah lingkungan,” usulnya.
Sementara, Akbar Rahul Muafan, mahasiswa Prodi Manajemen merasakan dampak positif dari gerakan pengelolaan sampah yang dilakukan oleh pihak kampus menjadikan kampus terlihat lebih bersih, nyaman, dan ramah lingkungan. Ia pun berharap ke depan kesadaran mahasiswa untuk turut berpartisipasi secara aktif mendukung kebijakan fakultas dalam pengelolaan sampah dapat meningkat.
Rizqi Akhyar Prasetya, mahasiswa Prodi Ilmu Ekonomi angkatan 2021, mengaku anjuran penggunaan tumbler berkontribusi nyata dalam mengurangi konsumsi atau penggunaan botol plastik sehingga dapat menurunkan jumlah sampah plastik di sekitar kampus. “Meski tidak dirasakan secara langsung, tetapi saya yakin hal tersebut secara bertahap dapat membuat lingkungan menjadi lebih bersih,” tambah Rizqi.
Selain untuk mewujudkan kampus yang bersih dan hijau, program pemilahan dan pengelolaan sampah yang dilakukan oleh FEB UGM ini bertujuan untuk mendukung capaian Sustainable Development Goals (SDG) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Program ini sejalan dengan poin 12 SDGs yakni bentuk tanggung jawab atas konsumsi dan produksi yang telah dilakukan.
Penulis: Humas FEB UGM/Kurnia Ekaptiningrum
Editor: Gusti Grehenson