Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM kembali menggelar diskusi antar negara dengan mengangkat isu-isu penting internasional. Kali ini, Australia-Indonesia in Conversation Ke-3 bertema “Valuing Democracy and Diversity: Equity, Leadership, and Social Justice” dilaksanakan pada 5-6 Juli 2023 di Balai Senat UGM dan Gedung Fisipol UGM. Acara ini juga disiarkan langsung melalui Zoom Meeting dan disaksikan oleh peserta dari Indonesia maupun Australia.
“Acara ini khusus diselenggarakan untuk melihat bagaimana kebijakan di dua negara, Indonesia dan Australia akan sangat berpengaruh terhadap kesetaraan, kepemimpinan, dan keadilan sosial dalam sebuah negara. Jadi, terima kasih kepada seluruh delegasi, khususnya dari University of Melbourne karena telah meluangkan waktu untuk berkunjung ke Fisipol UGM,” ucap Prof. Dr. Poppy Sulistyaning Winanti, S.IP., M.PP selaku Wakil Dekan bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fisipol UGM.
“Tujuan dari diskusi ini adalah untuk mewadahi pemangku kebijakan, aktivis sosial, ahli, peneliti, dan praktisi dalam wacana sosial-politik di Indonesia dan Australia. Harapannya, nantinya akan muncul inovasi-inovasi pengembangan yang bermakna bagi masyarakat kita,” tutur Dekan Fisipol UGM, Wawan Mas’udi, S.IP., M.P.A., Ph.D. Ajang diskusi ketiga ini sekaligus merupakan perayaan 10 tahun kerja sama antara University of Melbourne dan Universitas Gadjah Mada dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, hukum, sosial-politik, serta penelitian.
Rangkaian diskusi selama dua hari terbagi menjadi 6 panel. Hari pertama, yaitu Rabu (5/7) terdapat tiga panel, antara lain Panel 1: Leadership and Democratic Values: Adressing Inequality, Panel 3: Youth Driving Change: Supporting Youth and Addressing Inequality, dan Panel 3: A Tale of Two Countries: Indonesia and Australia’s Experience of Incorporating a Human Rights Agenda in Bussiness.
Sedangkan di hari kedua, Kamis (6/7) terdapat Panel 4: Improving Gender Equity, Panel 5: Socio-cultural Activism and Arts for Change, Panel 6: Policies and Practice to Promote Equity, Social Justice, and Rights Recognition. Setiap panel menghadirkan pembicara ahli Indonesia dan Australia untuk berbagi keadaan dan pandangan di masing-masing negara. Diskusi ini juga menjadi inspirasi bagi para ahli, akademisi, dan aktivis untuk kembali menyuarakan demokrasi dan inklusivitas dalam berbagai kebijakan.
“Hadirnya kita di sini membuktikan bahwa kerja sama antara Australia dan Indonesia sudah terjalin dengan baik, dan sangat penting untuk terus dilanjutkan. Terutama dalam hal bidang akademik, sosial, dan keadilan, di mana perguruan tinggi memiliki peran penting dalam memengaruhi kebijakan pemerintah yang nantinya akan sangat berpengaruh ke masyarakat,” ujar Rachel Diprose, sebagai Associate Professor, Faculty of Arts, University of Melbourne.
Penulis: Tasya