Fakultas Kedokteran, Keperawatan, dan Kesehatan Masyarakat (FK-KMK) UGM memiliki komitmen kuat mendukung pembangunan sumber daya manusia Indonesia, termasuk di wilayah terdepan, terluar, tertinggal (3T). Hal tersebut diwujudkan dengan meningkatkan akses pendidikan untuk melanjutkan studi di FK-KMK UGM.
“Sejalan dengan komitmen UGM untuk membangun daerah 3T, FK-KMK tahun lalu juga meningkatkan jumlah mahasiswa dari daerah 3T,” tutur Dekan FK-KMK UGM, Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., FRSPH., Selasa (5/3) saat menyampaikan Laporan Tahunan Dekan FK-KMK UGM dalam acara puncak peringatan Dies Natalis ke-78 FK-KMK UGM.
Yodi menjelaskan jumlah mahasiswa dari daerah 3T mengalami peningkatan dari 170 mahasiswa di tahun 2022 menjadi 185 mahasiswa di tahun 2023. Dengan program studi spesialis menunjukkan prosentase tertinggi untuk mahasiswa dari daerah 3T.
Dalam kesempatan tersebut Yodi memaparkan sejumlah capaian FK-KMK dalam waktu satu tahun terakhir. Salah satunya program studi S1 Kedokteran dan Profesi Dokter mendapatkan pengakuan internasional melalui akreditasi Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik (ASIIN).
“Status akreditasi ini meneguhkan proses pembelajaran di FK-KMK UGM sejalan dengan standar internasional ASIIN. Beberapa diantaranya program sudah mengimplementasikan pendidikan berbasis luaran (Outcome Based Education/OBE) dengan menunjukan evaluasi ketercapaian luaran program (program outcome) dan institusi menunjukkan komitmennya dalam memfasilitasi implementasi OBE,”paparnya.
Selain itu, program studi S1 Keperawatan dan Profesi Nurse FK-KMK juga dinyatakan lolos tahap pertama akreditasi internasional dan menerima candidacy status dari Accreditation Commission for Education in Nursing (ACNE).
Sementara di bidang penelitian dan publikasi, lanjutnya, terjadi peningkatan capaian jumlah publikasi dosen berindeks Scopus dan web of science (WoS) yakni sebanyak 541 publikasi. Capaian tersebut telah melampaui target yang ditetapkan universitas sebanyak 501 publikasi. Tak hanya itu, jumlah luaran penelitian dan pengembangan yang memperoleh kekayaan intelektual atau sertifikat mencapai 241 luaran melebih target yang ditetapkan universitas sebanyak 120 luaran. Selanjutnya, jumlah luaran penelitian yang mengadopsi prinsip-prinsip SDGs sebanyak 1330 luaran melebihi target universitas sebanyak 588 luaran.
“Berbagai penelitian yang dilakukan tidak hanya berhenti di publikasi saja, tetaoi juga berdampak pada kebijakan,” ungkapnya.
Salah satunya, penelitian yang dilakukan oleh Pusat Kajian Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) yaitu perumusan kebijakan penanganan konsumsi minuman menggunakan pemanis. Selain itu, penelitian Pusat Kajian Kedokteran Tropis (PKT) terkait pilot project penanggulangan dengue dengan metode wolbachia kerja sama Kemenkes, Pusat Kajian Kesehatan Anak (PKKA) melalui studi Cost Effectiveness Rotavirus Vaccine (PRO-MCRI) dasar advokasi program nasional dan lainnya.
Dalam kesempatan tersebut turut dilaksanakan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara FK-KMK UGM dengan mitra Academic Health System (AHS) yaitu RSUP Dr. Sardjito, RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro, RSA UGM, RSUD Wates, RSUD Sleman, dan RSUD Banyumas. Penandatanganan PKS terkait penghimpunan data untuk mendukung mutu layanan kesehatan, penelitian, dan pengembangan pengetahuan. Selain itu juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman bersama antara FK-KMK UGM dengan University of Melbourne tentang pengembangan double degree program.
Sementara Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med., Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan FK-KMK UGM dituntut untuk melakukan transformasi di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang berbasis teknologi, lintas disiplin ilmu, dan berdampak bagi pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat. Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan sinergi lintas disiplin ilmu.
“Potensi FK-KMK sangat besar. Dengan ilmu yang komperehensif dilakukan untuk pengayaan pengetahuan dan melahirkan perspektif baru dalam meningkatkan kualitas kesehatan masa depan. Melalui harmoni kita kita bersama-sama memberikan energi terbaik sesuai bidang keilmuan yang dimiliki untuk berinteraksi secara efektif dan seimbang hingga melahirkan inovasi,” paparnya.
Penulis: Ika