Lembaga pemeringkat Universitas Dunia untuk Inovasi atau the World’s Universities with Real Impact (WURI), menempatkan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (FKG UGM) masuk ke peringkat 50 besar dunia dalam rilis hasil pemeringkatan yang dikeluarkan pada hari jumat (7/6) lalu.
Menanggapi hasil pemeringkatan Global 100 Innovative Universities the WURI Ranking 2024, Dekan FKG UGM, Prof. drg. Suryono, S.H., M.M.,Ph.D., mengaku senang dan bersyukur atas debutan FKG UGM bisa menembus posisi 50 besar dunia dalam hal inovasi yang berdampak bagi masyarakat.
“Hasil pemeringkatan ini menunjukkan bahwa kita punya kekuatan dalam hal inovasi yang bisa diakui dari eksternal tentu sesuatu yang luar biasa bisa masuk dalam deretan 100 top dunia,” kata Suryono, Minggu (9/6).
Masuknya UGM dan khususnya Fakultas Kedokteran Gigi dalam daftar 100 universitas dunia ini menurut Suryono tidak lepas atas dampak dari inovasi di bidang pengabdian kepada masyarakat dalam kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi yang hampir tidak dimiliki oleh perguruan tinggi besar di luar negeri. “Kebanyakan hanya mengandalkan pendidikan dan penelitian dan mereka kuat dalam bidang itu, dari situlah kita berpikir berkompetisi dalam area yang berhubungan dengan pengabdian bidang kewirausahaan, etika, keterbukaan, dan tanggungjawab sosial,” ujar Dekan.
Seperti diketahui, pada hasil pemeringkatan berdasarkan penilaian terhadap kontribusi nyata institusi pendidikan tinggi terhadap industri dan masyarakat, menyoroti pendidikan inovatif, penelitian dan keterlibatan terhadap masyarakat ini, di berbagai kategori, peringkat FKG UGM melampaui beberapa universitas bergengsi di seluruh dunia.
Di kategori pengembangan Semangat Kewirausahaan, FKG UGM berada pada posisi 6 dunia, mengungguli bidang ilmu kedokteran gigi Harvard University yang berada di peringkat 12 dan University of Oxford di peringkat 13 di antara 100 universitas global dalam kategori semangat kewirausahaan. “Prestasi ini menegaskan keberhasilan Fakultas dalam mempersiapkan lulusannya menjadi profesional yang inovatif dan berorientasi pada solusi. Inovasi yang dilakukan adalah pendampingan yang terus ditekuni hingga mahasiswa lulus dan usaha tersebut berkembang menjadi salah satu UMKM yang menyediakan merchandise kedokteran gigi,” tuturnya.
Selanjutnya pada indikator tanggung jawab sosial, posisi FKG UGM berada di peringkat 9 besar dunia melampaui New York University yang berada di peringkat 12. Peringkat ini menyoroti peran signifikan Fakultas dalam masyarakat melalui pendidikan dan pelayanan kesehatan gigi.
Menurut Suryono, kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan FKG yang rutin dilakukan yakni memberikan perawatan paripurna bagi penderita bibir sumbing. Bekerja sama dengan beberapa mitra yakni alumni, ikatan profesi PDGI, BAZNAS, Rumah Sakit dan Yayasan Senyum Nusantara.
Diakui Suryono, kegiatan operasi bibir sumbing dan perawatan secara paripurna diharapkan akan meningkatkan kualitas hidup bagi penyandangnya dan memberi harapan bagi pasien tersebut untuk bisa menjadi generasi unggul bangsa Indonesia. “Pelayanan ini bisa berjalan secara periodik karena ada kerjasama yang baik dengan para mitra,” katanya.
Selain itu, FKG UGM juga memiliki program pengabdian lainnya berupa edukasi kesehatan gigi. “Kita juga secara konsisten membantu program pemerintah, peningkatan status kesehatan gigi masyarakat Indonesia yang masih di bawah standar internasional,” terangnya.
Sedangkan pada indikator mobilitas dan keterbukaan mahasiswa, FKG UGM berada di peringkat 27 dunia mengungguli Tokyo International University yang berada di peringkat 38 dunia. Menurut Dekan Suryono, keberhasilan Fakultas dalam membangun jaringan internasional dan memberikan pengalaman global bagi mahasiswanya sangat berperan mendorong kenaikan peringkat dunia tersebut. Suryono menjelaskan bahwa Program Kursus Musim Panas Fakultas Kedokteran Gigi UGM melibatkan 10 co-organizer, sister school FKG UGM di luar negeri dengan konsep sharing beban dan sharing capaian.“Melalui program ini mahasiswa masih dan terus berkomunikasi dengan sesama mahasiswa luar negeri. Saya bayangkan 10-15 tahun lagi, mereka sama-sama menjadi orang penting di dunia kedokteran gigi di negaranya masing-masing,” katanya.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM, Prof. Dr. Wening Udasmoro, mengatakan keberhasilan FKG UGM masuk dalam daftar 100 universitas top dunia patut diapresiasi. Sebab menurut Wening, the WURI menilai keunggulan dari sisi dampak nyata dari inovasi universitas di luar metrik akademik konvensional. “Debut impresif Fakultas ini menandakan bahwa pendidikan kedokteran gigi di Indonesia, khususnya di UGM, telah mencapai standar kelas dunia dalam hal inovasi, tanggung jawab sosial, dan keterbukaan global,” ujar Wening.
Debut yang luar biasa ini menurut Wening telah menempatkan Fakultas Kedokteran Gigi UGM di peta global sebagai universitas yang inovatif. “Seiring dengan perjalanan keunggulannya, Fakultas ini menetapkan tolok ukur baru untuk pendidikan dan penelitian kedokteran gigi di Indonesia dan sekitarnya,” terang Wening.
Penulis: Gusti Grehenson
Foto: Donnie