Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM mengirim sebanyak 350 mahasiswa dan alumni sebagai petugas pemeriksa hewan kurban di seluruh Kabupaten/kota di seluruh DIY. Pelepasan para petugas pemeriksa hewan ini ditandai secara simbolis dengan penyerahan alat pemeriksa hewan yang diserahkan oleh Wakil Dekan FKH Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni FKH UGM, Prof. Dr. drh. Aris Haryanto, M.Si. pada salah seorang mahasiswa yang disaksikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan (DPKP) DIY, R. Hery Sulistio Hermawan, Minggu (9/6).
Aris Haryanto mengatakan kegiatan penerjunan petugas pemeriksa hewan kurban ini bagian dari kontribusi FKH UGM dalam membantu pemerintah dalam memeriksa dan mematikan seluruh hewan kurban betul-betul sehat dan layak dikonsumsi menjelang proses penyembelihan hewan kurban pada lebaran Iduladha.
“Menjelang kegiatan Iduladha, pemerintah memerlukan banyak petugas pemeriksa hewan kurban. FKH UGM yang mendidik para calon dokter hewan, mengerahkan mahasiswa tingkat akhir dan mahasiswa Koasistensi sebagai petugas pemeriksa hewan kurban,” kata Aris kepada wartawan.
Aris menerangkan para mahasiswa ini akan ditempatkan di empat kabupaten dan kota di DIY. Keberadaan para mahasiswa petugas pemeriksa hewan kurban ini diharapkan bisa membantu para takmir masjid untuk memastikan hewan yang disembelih betul-betul sehat dan halal. “Selain juga ikut membantu Dinas Pertanian agar hewan yang dijadikan kurban betul sehat dan masyarakat merasa aman dalam mengkonsumsi daging kurban,” ujarnya.
Keikutsertaan mahasiswa FKH UGM sebagai petugas pemeriksa hewan kurban ini menurut Aris menjadi kesempatan bagi mereka bisa mengaplikasikan ilmu dan keterampilannya di lapangan. “Bagi mahasiswa, tentunya bisa meningkatkan kompetensi mereka dalam memeriksa hewan kurban baik sebelum dan sesudah disembelih agar betul-betul dianggap sehat dan higienis,” katanya.
Hery Sulistio Hermawan menuturkan menyampaikan apresiasi atas bantuan dari FKH UGM yang ikut mengawal dan memantau pelaksanaan kegiatan pemotongan hewan kurban di lebaran Iduladha. Selain menggandeng FKH UGM, ujar Heri, pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinas Kabupaten/Kota melibatkan 1.400 petugas veteriner. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya memberikan rasa aman bagi masyarakat dan mencegah terjadinya penularan penyakit zoonosis.
“Dari FKH UGM, ada sekitar 350 mahasiswa dan berkolaborasi dengan PDHI yang mengerahkan 180 orang dokter hewan yang akan memeriksa hewan kurban saat sebelum dan pasca penyembelihan,” jelasnya.
Heri menyebutkan setiap tahunnya rata-rata ada sekitar 78 ribu hewan kurban yang dipotong pada lebaran Iduladha. Hewan ternak yang dipotong tersebut meliputi sapi, kambing, domba, dan kerbau.
Soal potensi penyakit yang kemungkinan harus diantisipasi menjangkiti hewan kurban di DIY, Heri menyebutkan tiga penyakit zoonosis yang perlu ditanggulangi dan menjadi perhatian dari petugas pemeriksa hewan kurban yakni penyakit anthrax, Lumpy Skin Disease (LSD), dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
“Untuk antisipasi, kita imbau di tempat penjualan, pasar, dan lokasi budidaya ternak, jika ada hewan tidak sehat dan ada kematian mendadak segera melaporkan pada dokter hewan berwenang atau Puskeswan terdekat untuk diperiksa dan mendapat penanganan lebih cepat,” pesannya.
Ana Nida Firdaus (22) salah satu mahasiswa petugas pemeriksa hewan kurban, mengaku motivasi menjadi petugas pemeriksa hewan kurban dalam rangka ikut membantu masyarakat agar daging kurban betul-betul sudah layak dikonsumsi. “Kita juga memastikan hewan kurban sudah memenuhi persyaratan layak untuk disembelih dan masyarakat juga terhindar dari penularan penyakit dari hewan ke manusia,” terangnya.
Penulis: Gusti Grehenson