Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada berkomitmen untuk terus menciptakan inovasi yang tidak hanya menjadi produk intelektual, tetapi juga dapat dihadirkan untuk kepentingan masyarakat dan kemandirian teknologi bangsa Indonesia. Hal itu dikemukakan oleh Dekan FMIPA, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M. Si., dalam laporan Dekan pada Dies FMIPA ke-69 dalam Rapat Senat Terbuka dilaksanakan di ruang Auditorium FMIPA UGM, Kamis (19/9).
Kuwat menyampaikan berbagai capaian yang telah diraih melalui empat aspek pengembangan, yakni employability dan prestasi mahasiswa, reputasi akademik, kontribusi kepada masyarakat, dan kesejahteraan untuk seluruh civitas akademika.
Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., mengatakan kemajuan sains dan teknologi menjadi pilar utama sebuah negara dapat bertumbuh dalam kemajuan. Tidak hanya berkontribusi pada hasil kerja produktif saja, tetapi juga menopang kemajuan dan kedaulatan bangsa. Oleh karena itu, penguatan kerjasama sangat berhubungan dengan agenda-agenda inovasi yang berkaitan. “Saya mengapresiasi kegiatan temu bisnis dan industri yang dilakukan FMIPA termasuk capaian kerjasama dengan Taiwan, Jepang, dan Pertamina,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Rektor juga mendorong FMIPA untuk memperbanyak jumlah mahasiswa pascasarjana agar memenuhi target yang diinginkan Universitas sehingga riset unggulan dapat dilaksanakan lebih banyak.
Andi Surya Boediman, S.T., M. Sn. selaku CEO Ideosource Entertainment dalam pidato Orasi ilmiah menekankan pada pentingnya inovasi, keberanian, dan kemampuan membaca peluang di era kemajuan teknologi dan revolusi industri. “Siap membuat inovasi bukanlah masalah kemampuan kita di teknologi, melainkan pada diri kita sendiri,” tuturnya.
Menurutnya, setiap orang dapat melihat potensi besar yang sedang bertumbuh dan menempatkan diri untuk mengantisipasi peluang agar siap sedia. Namun yang tidak kalah penting, tetap memiliki keinginan serta ketahanan diri untuk senantiasa belajar hingga pada manajemen risiko serta mengetahui keunikan dan dorongan untuk memiliki diferensiasi dengan pihak lain. “Kita menjadi inovatif ketika berada dalam tekanan besar yang mendorong kita mencari solusi kreatif dan menemukan cara baru untuk mengatasi hambatan. Maka, cintailah masalahnya, bukan solusinya,” pungkasnya.
Penulis : Bolivia Rahmawati
Editor : Gusti Grehenson