Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada menggelar konferensi internasional bidang matematika ke-9 atau The 9th SEAMS -UGM 2023 International Conference on Mathematics and Its Applications pada 25-28 Juli di Auditorium Gedung C FMIPA UGM, Selasa (25/7). Konferensi ini mendatangkan peserta dan pembicara dari berbagai negara diantaranya dari Australia, Austria, Taiwan, Polandia, Finlandia, Filipina, Malaysia dan Indonesia.
Ketua panitia acara, Dr. Nanang Susyanto, mengatakan implementasi teknologi kecerdasan buatan (AI) cukup pesat dan berkembang di dunia industri yang digunakan untuk melakukan data analitik dalam memutuskan keputusan dalam waktu singkat melalui machine learning. “Teknologi informasi berkembang sangat cepat maka sudah saatnya orang matematika masuk karena AI itu memerlukan ilmu dasar dari pemodelan matematika,” katanya
Meski demikian, imbuhnya, pengaplikasian teknologi AI antara dunia industri dengan dunia akademisi terjadi gap atau jarak dalam pengembangan teknologi tersebut agar lebih akurat dalam metode analisis data. “Sebenarnya kita ada gap antara akademisi dan industri dengan seberapa akurat metode yang dibuat. Umumnya kalangan industri inginnnya lebih cepat dan akademisi inginnya ideal sehingga perlu ada forum untuk mempertemukan mereka dengan konferensi semacam ini,” jelasnya.
Menurut Nanang, rata-rata perusahaan teknologi di Indonesia sudah menggunakan teknologi Ai, mesin learning dan decision support system karena aplikasi yang dikembangkan industri harus memutuskan jutaan keputusan dalam satu waktu. “Industri membutuhkan data analytic, decision support system, bahkan banyak di dunia industri itu data tidak dianalisis dengan baik karena SDM yang terbatas sehingga akademisi bisa membantu menyelesaikan dan sekaligus melakukan riset,” ungkapnya.
Nanang menampik ada ketertinggalan dalam pengembangan dan pengaplikasian teknologi AI di dunia kampus dengan industri sebab justru dasar teknologi AI berasal dari ilmu dasar seperti matematika dan statistika. “Antara industri dan akademisi itu sebenarnya saling membutuhkan, kita ingin penggunaan teknologi AI ini kita sudah kuat secara basic science,” pungkasnya.
Penulis : Gusti Grehenson