
Tim mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) PPM Universitas Gadjah Mada melaksanakan program kerja pembukaan jalur pendakian menuju puncak Pulau Tokonanaka, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Inisiatif ini tidak hanya menjadi langkah konkret dalam membuka potensi wisata baru, tetapi juga menjadi simbol kolaborasi erat antara mahasiswa dan pemuda lokal dalam membangun desa. Kegiatan pembukaan jalur pendakian ini dilaksanakan pada Minggu (13/7) lalu.
Bimo Nur Rochim, Mahasiswa KKN selaku koordinator program kerja pembukaan jalur pendakian, menjadi motor penggerak kegiatan ini. Ditemani Muhammad Sidik Efendi, mereka menggagas pentingnya akses menuju titik tertinggi pulau sebagai strategi pengembangan wisata alam. “Kami menggandeng empat pemuda lokal Tokonanaka,” kata Bimo dalam keterangan yang dikirim Jumat (18/7).
Bimo menyebutkan keempat pemuda lokal, yakni Nabil, Muhdar, Syarif, dan Fikram yang secara sukarela bergabung untuk membuka jalur baru yang semula tertutup oleh semak belukar. Bimo mengatakan bahwa proses pembukaan jalur ini dilakukan dengan menggunakan alat pemotong rumput. Vegetasi yang didominasi oleh tanaman paku liar setinggi hampir satu meter menjadi tantangan tersendiri. “Dengan semangat kebersamaan dan gotong royong, jalur yang sebelumnya nyaris tidak dapat dilalui kini mulai terbuka, menyingkap pemandangan spektakuler yang mengarah langsung ke lautan lepas,” ujarnya.
Yang membuat jalur ini istimewa adalah karena titik puncaknya yang menawarkan panorama 360 derajat sehingga pengunjung dapat menyaksikan bentang laut serta pulau-pulau kecil lainnya dari ketinggian. Tak hanya itu, puncak ini juga merupakan salah satu titik di wilayah pesisir yang memungkinkan wisatawan menyaksikan matahari terbit dan tenggelam dari satu tempat yang sama, sebuah pengalaman langka yang sangat potensial untuk menjadi daya tarik utama. “ Dibukanya jalur ini, kami ingin menunjukkan bahwa pulau kecil seperti Tokonanaka punya nilai wisata yang besar. Kami berharap jalur ini ke depan bisa dimanfaatkan oleh wisatawan maupun masyarakat sendiri,” kata Bimo.
Fendi, anggota tim KKN lainnya, menambahkan bahwa keterlibatan pemuda lokal dalam kegiatan ini menjadi pondasi penting dalam menciptakan pariwisata yang berkelanjutan. “Kami tidak ingin program ini berhenti di pembukaan jalur saja. Harapannya, akan lahir kesadaran kolektif untuk menjaga, merawat, dan mengembangkan jalur ini bersama-sama,” ujarnya.
Muhdar, salah satu pemuda lokal dari Tokonaka yang terlibat, turut menyampaikan rasa bangganya bisa ikut terlibat dalam proses ini. “Saya bangga bisa ikut serta dalam pembukaan jalur pendakian ini, harapan saya jalur pendakian ini bisa berkembang menjadi area camping dan masyarakat mendapatkan manfaat ekonomi dari wisata tersebut,” katanya.
Dengan terbukanya jalur pendakian ini, Pulau Tokonanaka menambah satu lagi daya tarik wisata yang menjanjikan, yaitu destinasi alam yang menyuguhkan keindahan laut dan pantai sekaligus pengalaman mendaki menuju puncak pulau yang menyimpan keajaiban alam yang masih alami. Program ini menjadi langkah awal yang inspiratif, menandai potensi besar Tokonanaka untuk tumbuh menjadi destinasi wisata berbasis komunitas dan pelestarian alam.
Reportase : Muhammad Sidik Efendi/Tim KKN Saba Mortara
Penulis : Lintang Andwyna
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Dok.Tim KKN Saba Mortara