Duka mendalam kembali dirasakan Universitas Gadjah Mada. Salah satu guru besar terbaik yang dimiliki Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Drs. H. Hadi Sabari Yunus, M.A., Guru Besar Fakultas Geografi meninggal dunia pada hari Rabu (5/6) pukul 11.49 dalam usia 78 tahun.
Puluhan Sivitas UGM menghantar dan melepas almarhum ke peristirahatan terakhir di Pemakaman Keluarga Universitas Gadjah Mada Sawitsari. Sejumlah pejabat dan pimpinan, dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa menyampaikan duka mendalam kepada keluarga saat disemayamkan di Balairung UGM, hari Kamis (6/6).
”Pada hari Rabu tanggal 5 Juni 2024 pukul 11.49 WIB, kita seluruh Keluarga Besar Universitas Gadjah Mada berduka karena rekan kita, guru kita, dan salah satu putra terbaik Universitas Gadjah Mada dan Indonesia, Prof Hadi Sabari Yunus telah dipanggil oleh Tuhan YME,” ujar Prof. Dr. Ir. Mochammad Maksum, M.Sc., di Balairung UGM, Kamis (6/6) saat memimpin upacara pelepasan.
Atas nama Keluarga Besar Universitas Gadjah Mada, Moch Maksum menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada keluarga besar Prof. Dr. Drs. H. Hadi Sabari Yunus, M.A. Bersama-sama takziah lainnya, ia pun mengajak memanjatkan doa semoga Almarhum mendapatkan tempat yang paling mulia di sisi Tuhan YME, dan seluruh keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan untuk melanjutkan perjuangan kepemimpinan almarhum.
Moch Maksum menyatakan almarhum Prof. Hadi Sabari Yunus adalah Guru Besar dalam bidang ilmu Geografi Pemukiman, Perencanaan Kota dan Pengembangan Wilayah Fakultas Geografi. Almarhum dikukuhkan sebagai Guru Besar pada Fakultas Geografi UGM pada tanggal 1 Maret 2004 dengan menyampaikan pidato pengukuhan berjudul Pembangunan Kota berkelanjutan: Permasalahan dan dan Strategi Pencapaiannya” dengan maksud mengemukakan ide-ide dasar untuk dapat dimanfaatkan sebagai panduan dalam rangka mencapai sustainable city.
“Dengan pidato itu, Prof. Hadi Sabari Yunus menyampaikan adanya secercah harapan muncul, semoga slogan yang berbunyi sustainability as the principle and good governance as the practice dapat menjadi kenyataan pada masa yang akan datang,” ungkap Moch Maksum.
Slogan tersebut tentunya jika terdengar dendang anak cucu akan membuat mereka selalu mengingat jasa nenek moyangnya yang bijak bestari dalam melaksanakan perencanaan pengembangan wilayah pada umumnya dan kota pada khususnya. Utamanya dalam terciptanya sustainability di segala bidang dan sustainable city di seluruh persada Nusantara.
“Akhir kata, marilah kita menghantarkan Almarhum Prof. Dr. Drs. H. Hadi Sabari Yunus, M.A. ke peristirahatan terakhir dengan berdoa semoga Tuhan YME memberikan ampunan atas dosa-dosa Almarhum, melipat gandakan amal ibadahnya, dan memberikan tempat yang damai dan paling mulia di sisi Tuhan,” ungkapnya.
Penulis: Agung Nugroho
Foto: Donnie