Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Bimo Walgito, meninggal dunia pada hari Senin (22/4) pukul 22.42 WIB di rumah kediamannya yang berada di Kompleks Bulaksumur Blok E karena faktor usia. Almarhum dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga UGM di Sawitsari, Sleman, pada hari Selasa (23/4) pukul 15.00, setelah sebelumnya dilakukan upacara persemayaman di halaman Balairung, Gedung Pusat UGM.
”Seluruh Keluarga Besar Universitas Gadjah Mada berduka karena rekan kita, guru kita, dan salah satu putra terbaik Universitas Gadjah Mada dan Indonesia telah dipanggil oleh Tuhan Yang Maha Esa, dan hari ini kita bersama-sama memberikan penghormatan kepada Almarhum Prof. Dr. Bimo Walgito,” kata Ketua Dewan Guru Besar UGM, Prof. Moch. Maksum.
Almarhum Prof. Bimo Walgito, menurut Maksum, selama masa hidupnya beliau secara tekun mendalami bidang ilmu Psikologi Humanistik. Maksum mengutip salah bagian dari pidato pengukuhan Guru Besar Prof. Bimo pada 12 Desember 1993 yang menyampaikan pidato yang berjudul “Peran OrangTua dalam Pembentukan Kepercayaan Diri: Suatu Pendekatan Psikologi Humanistik”.
Dalam pidato itu, Bimo menekankan pentingnya kesadaran, aktualisasi diri, keunikan individu, dan hal-hal yang bersifat positif tentang manusia. Psikologi Humanistik adalah salah satu pendekatan atau aliran dari psikologi yang menekankan kehendak bebas, pertumbuhan pribadi, kegembiraan, kemampuan untuk pulih kembali setelah mengalami ketidakbahagiaan, serta keberhasilan dalam merealisasikan potensi manusia.
Selain itu, almarhum juga dikenal sebagai sosok yang tekun dalam mendalami bidang ilmunya. “Hal ini dapat kita lihat dari deret panjang publikasi dan karya-karya ilmiah yang telah banyak diterbitkan,” kata Maksum.
Maksum mengajak para pelayat untuk mendoakan almarhum dan meneladani sikap beliau semasa hidupnya yang selalu menekuni kepakarannya dan mengabdikan diri pada masyarakat melalui pendampingan program Kuliah Kerja Nyata. “Kita juga berdoa agar di Universitas Gadjah Mada terus bermunculan ilmuwan yang cemerlang seperti Almarhum,” kata Maksum.
Penulis: Gusti Grehenson
Foto: Donnie