Sivitas akademika Universitas Gadjah Mada kembali berduka. Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM kehilangan salah satu guru besarnya, Prof. Dr. Ir. Supriyanto, M.S., pada Sabtu (5/10) pukul 20.27 WIB di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Almarhum dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga UGM di Sawitsari, Sleman, pada Minggu (6/10) siang setelah sebelumnya disemayamkan di Balairung, Gedung Pusat UGM.
“Kita telah kehilangan sosok yang menginspirasi dan berdedikasi, baik bagi FTP maupun UGM dan hari ini kita hadir di sini untuk menyampaikan penghormatan terakhir bagi beliau,” ucap Dekan FTP UGM, Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc.
Ketua Dewan Guru Besar UGM, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A. turut menyampaikan ucapan belasungkawa. Ia menyebut bahwa sosok yang sempat menjabat sebagai Kepala Laboratorium Rekayasa Proses FTP UGM tersebut dikenal sebagai sosok yang ramah dan sabar sehingga senantiasa memberikan kenyamanan bagi lingkungannya.
Baiquni menjelaskan bahwa almarhum telah dikukuhkan bersama sang istri, Prof. Dr. Ir. Agnes Murdiati, M.S., sebagai guru besar FTP UGM, tepatnya pada 26 November 2019. Pada momentum yang bertepatan dengan peringatan ulang tahun pernikahan mereka yang ke-41, almarhum menyampaikan pidato pengukuhan berjudul “Perkembangan Pengolahan Biji Kakao dan Perspektif Baru Hasil Olahan Kakao Sebagai Sumber Antioksidan Alami”.
Dalam pidatonya tersebut, beliau menyebutkan biji kakao berpotensi sebagai sumber antioksidan alami sebab mengandung senyawa polifenol yang cukup tinggi. Meskipun demikian, Supriyanto menyebut bahwa kandungan polifenol itu dapat berkurang selama pengolahan biji kakao. Menurutnya, kehilangan total polifenol yang lebih besar terjadi pada proses penyangraian. Oleh sebab itu, untuk mempertahankan senyawa polifenol selama pengolahan biji kakao perlu diupayakan.
“Pada kesempatan ini, saya mewakili keluarga UGM menyampaikan terima kasih mendalam bagi komitmen dan dedikasi beliau, utamanya dalam kelembagaan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Segenap amalan ilmu dan karya beliau, semoga menjadi pembuka jalan bagi pengembangan ilmu pengetahuan masa depan,” pungkasnya.
Penulis : Lazuardi
Editor : Gusti Grehenson