Kabar duka kembali datang dari keluarga besar Universitas Gadjah Mada. Guru Besar Fakultas Biologi UGM Prof. Dr. Istriyati, M.S. berpulang pada Minggu, 2 Juni 2024 dini hari pukul 23.30 WIB dalam usia 78 tahun. Penghormatan terakhir diberikan oleh segenap keluarga, pimpinan, dosen, dan kerabat di Balairung UGM pada Senin (3/6) siang.
“Kami dari pihak keluarga mengucapkan terima kasih kepada pimpinan universitas, rekan-rekan sejawat, dan pihak lainnya yang menemani beliau semasa hidup. Apabila ada ucapan dan perbuatan yang berkenan dari beliau, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya,” tutur Agus Iskandar, perwakilan dari pihak keluarga.
Dekan Fakultas Biologi UGM, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono menyampaikan ucapan belasungkawa yang mendalam atas kepergian Prof. Istriyati. Menurut Budi, dedikasi dan pengabdian Prof Istriyati pada UGM akan selalu bermanfaat. Semasa hidupnya, Prof. Istriyati pernah menjadi anggota senat akademik Fakultas Biologi UGM, serta kepala laboratorium struktur perkembangan hewan. “Ilmu beliau telah banyak dimanfaatkan di bidang peternakan, utamanya untuk mengetahui perkembangan penyakit pada hewan ternak. Kami segenap keluarga besar Fakultas Biologi mengucapkan turut berduka cita dan semoga beliau diterima amal ibadahnya, serta ditempat di sisi terbaik oleh Allah Swt.,” ujarnya.
Ketua Dewan Guru Besar UGM, Prof. Dr. Ir. Mohammad Maksum Machfoedz, M.Sc menggambarkan betapa almarhumah memiliki sifat yang murah hati. Wafatnya Prof. Istriyati menurut Maksum membuat dunia akademik sekali lagi kehilangan insan terbaiknya, namun ilmu pengetahuan yang ditinggalkan akan selalu bermanfaat sepanjang masa. “Prof. Istriyati dikenal sebagai pribadi yang welas, tidak segan berbagi ilmu. Sampai kini ilmu yang beliau miliki telah dimanfaatkan oleh banyak orang, digunakan untuk dipelajari oleh mahasiswa. Itu amal jariyah beliau yang tidak akan terhenti pahalanya,” pesannya.
Maksum bercerita, Prof. Istriyati dikenal sebagai pribadi yang welas asih dan senang berbagi ilmu. Para dosen dan mahasiswa mengenang keramahan dan murah hatinya beliau semasa menjadi dosen di Fakultas Biologi UGM. Prof. Istriyati dikukuhkan sebagai guru besar UGM pada tahun 2011. Beliau mendalami bidang histologi atau cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang struktur sel dan jaringan secara detail. Melalui pidatonya “Histologi dalam Biologi Terapan”, Prof. Istriyati memaparkan pentingnya perkembangan bidang histologi untuk meneliti proses penyembuhan luka, khususnya pada hewan ternak. Kala itu, beliau menjelaskan ketertarikannya tentang bagaimana bahan-bahan dasar alami dari Indonesia memiliki potensi besar dalam proses penyembuhan luka.
Pada pidatonya kala itu, Prof. Istriyati juga menjelaskan ilmu histologi mengaitkan erat dengan eksistensi metabolit sekunder pada makhluk hidup. Metabolit sekunder, atau senyawa yang tidak esensial bagi pertumbuhan organisme tertentu ternyata mempunyai aktivitas hormonal, spermisida, anti proliferasi, dan memacu apoptosis serta bersifat sitotoksik, obat untuk menyembuhkan penyakit pada manusia atau hewan. Sumbangsih ini tentunya sangat berarti bagi perkembangan ilmu histologi pada hewan.
Penulis: Tasya
Editor: Gusti Grehenson
Foto: Donnie