Hilirisasi di bidang pertanian dan peternakan tak hanya berfokus pada peningkatan nilai tambah, tetapi juga pada pengelolaan dan pemasaran yang efektif, meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian, serta memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat sehingga kesejahteraan petani makin meningkat.
Hal itu mengemuka dalam workshop yang bertajuk Peningkatan Peran KAGAMA dalam Hilirisasi Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Senin (7/10) di Ruang 201 Gedung TILC Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada. Workshop yang diselenggarakan oleh UGM dan KAGAMA ini menghadirkan beberapa orang pembicara diantaranya Ir. Wiratni, S.T., M.T., Ph. D., IPM., selaku Dosen Fakultas Teknik UGM, Dr. Sri Rahayoe, S. T.P., M.P., selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni Fakultas Teknologi Pertanian, Vita Krisnadewi, selaku Pemilik Sinatria Farm, KAGAMA UMKM, Sugiharto, selaku Penggiat Pembangunan Berbasis Komunitas KAGAMA Tangerang Selatan.
Vita berbagi pandangannya tentang bagaimana mengelola peternakan domba secara modern. Dengan latar belakang akademis yang kuat dan pengalaman praktis sebagai pendiri Sinatria Farm, Vita menyoroti pentingnya kolaborasi antara dunia pendidikan dan industri dalam pengembangan sektor peternakan di Indonesia. “Hilirisasi bukan hanya soal meningkatkan nilai tambah produk, tetapi juga menyangkut bagaimana kita mengelola dan memasarkan hasil peternakan secara efektif,” katanya.
Dalam konteks peternakan, hilirisasi berarti tidak hanya menghasilkan ternak, tetapi juga menciptakan produk akhir yang memiliki nilai lebih, seperti daging, susu, atau produk olahan lainnya. Menurutnya, hilirisasi sangat penting dalam meningkatkan pendapatan peternak dan menciptakan lapangan kerja. Ia menekankan bahwa pengolahan hasil ternak harus dilakukan dengan baik agar produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar. “Kita perlu mengedukasi peternak tentang pentingnya pengolahan dan pemasaran,” ungkapnya.
Sebagai anggota Kagama, Vita berkomitmen untuk membangun komunitas peternakan yang saling mendukung. Ia percaya bahwa dengan membentuk komunitas, mereka dapat memberikan edukasi dan dukungan yang diperlukan untuk para peternak, terutama bagi mereka yang baru memulai. “Kami membentuk Kagama Kambing Domba untuk membantu teman-teman yang ingin berternak dengan baik. Ini bukan hanya tentang peternakan, tetapi juga tentang berbagi pengetahuan dan pengalaman,” katanya.
Sementara Dr. Sri Rahayoe mengatakan bahwa Fakultas Teknologi Pertanian UGM memiliki visi untuk menjadi pusat unggulan bertaraf internasional dalam penyelenggaraan tridharma yang berkelanjutan. Dalam pelaksanaannya, hilirisasi yang melibatkan kolaborasi dengan sektor-sektor lain.ia menyebutkan salah satu proyek yang dijalankan adalah Sistem Pengelolaan Air Irigasi (SIPASI) bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta masyarakat petani. “Proyek ini bertujuan untuk modernisasi irigasi, meningkatkan efisiensi penggunaan air, dan mengurangi konflik antar petani terkait sumber daya air,” paparnya.
Di samping proyek SIPASI, FTP UGM juga mengembangkan inisiatif untuk komoditas kedelai melalui program Smart Agro Enterprise Kedelai (SAI KEDELAI). Program ini mengintegrasikan teknologi dalam budidaya kedelai, termasuk penggunaan sensor untuk memantau kondisi cuaca dan kebutuhan pupuk, serta sistem pengolahan pasca panen yang efisien. “Inovasi ini tidak hanya meningkatkan hasil panen, tetapi juga memberdayakan petani untuk mendapatkan harga yang lebih baik,” ungkapnya.
Melalui berbagai program hilirisasi dan inovasi yang dihasilkan, Fakultas Teknologi Pertanian UGM menunjukkan komitmen yang kuat dalam menciptakan solusi berkelanjutan untuk pertanian Indonesia. Dengan pendekatan kolaboratif dan penerapan teknologi modern, fakultas ini berusaha untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian, serta memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Ia menutup pemaparannya dengan optimisme dan berharap bahwa hasil penelitiannya dapat diaplikasikan secara luas, memberikan keunggulan kompetitif dan manfaat bagi semua pihak yang terlibat.
Penulis : Lintang
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Firsto&Freepik