UGM menerima bantuan hewan kurban berupa seekor sapi dari Bank Syariah Indonesia (BSI) pada Kamis (13/06). Penyerahan bantuan ditandai dengan penandatanganan nota berita acara yang dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan, Prof. Dr. Supriyadi, M.Sc. dan Budi Abdiriva selaku Area Manager Bank Syariah Indonesia, Yogyakarta. Kegiatan yang berlangsung di Balairung UGM ini juga dihadiri oleh Sekretaris Universitas, Dr. Andi Sandi Antonius Tabusassa Tonralipu, S.H., LL.M., Ketua Takmir Masjid Kampus UGM, Dr. Rizal Mustansyir, M.Hum., serta Branch Manager KCP Yogyakarta UGM, Cita Nareswari.
Budi mengungkapkan terima kasih atas kerja sama, perhatian, dan juga support yang telah diberikan selama ini sehingga BSI mampu memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh stakeholders yang ada di UGM. “Alhamdulilah berkat kolaborasi yang telah terjalin, manajemen kantor pusat memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyerahkan bantuan hewan kurban berupa satu ekor sapi untuk dimanfaatkan di lingkungan UGM,” ungkapnya.
Budi berharap bantuan hewan kurban tersebut dapat memberikan kemaslahatan bagi warga sekitar UGM dan mahasiswa yang berada di lingkungan kampus. Ia berjanji akan terus berupaya agar BSI bisa selalu berkontribusi untuk memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat. “Semoga kerja sama antara BSI dan UGM dapat terjalin semakin baik ke depan dan terus berlangsung di masa yang akan datang,” tutupnya.
Upaya dari BSI itu disambut baik oleh Supriyadi selaku perwakilan dari UGM. “Tentunya hewan kurban ini akan sangat bermanfaat bagi masyarakat. Rencananya Selasa pagi (18/06) akan dilaksanakan penyembelihan di Masjid Kampus, dan langsung dibagikan ke warga sekitar kampus yang berhak untuk menerima daging kurban tersebut. Semoga kurban yang disalurkan lewat UGM bisa membawa keberkahan bagi kedua belah pihak,” ucapnya.
Supriyadi juga menyinggung bentuk kerja sama yang saling mendukung antar kedua institusi. “Populasi Indonesia yang mayoritas beragama muslim tentunya sangat terbantu dengan fasilitas perbankan yang disediakan oleh BSI, dan kami pun, juga sedang merancang beberapa program. Salah satunya kepemilikan rumah tinggal bagi dosen dan tenaga kependidikan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, penggunaan rumah susun yang disediakan bagi sivitas UGM, terbatas untuk ditempati maksimal tiga tahun saja. Selepas dari itu, baik dosen dan tenaga kependidikan sudah harus memikirkan untuk memiliki tempat tinggalnya sendiri. “Tentunya untuk program penyediaan rumah ini nantinya kami akan melibatkan BSI agar semua sivitas bisa memiliki tempat tinggal yang baik,” tutupnya.
Penulis: Triya Andriyani
Foto: Fristo