Dosen Departemen Ilmu Biomedika, Fakultas Kedokteran Gigi UGM, Prof. drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D. berhasil mendapatkan sebuah penghargaan gold winner untuk Anugerah Academic Leader bidang kesehatan. Anugerah ini diberikan oleh Kemendikbudristek kepada seseorang dengan rekam jejak yang membanggakan dalam pelaksanaan Tri Dharma dan juga telah membuat berbagai inovasi yang dapat memberikan kontribusi pada masyarakat.
Menurut Ika, anugerah Academic Leader yang telah dicapainya ini memiliki arti sebagai sebuah tugas atau amanah baru dari Universitas Gadjah Mada dan juga pemerintah. Amanah yang dimaksud secara spesifik merujuk tentang bagaimana seorang pemimpin akademik dapat mendorong supaya lebih banyak pemimpin-pemimpin muda baru dapat muncul untuk masa depan kita bersama. “Bagi saya anugerah ini merupakan tugas baru dari UGM dan pemerintah bagaimana agar seorang pemimpin akademik dapat mendorong lebih banyak pemimpin-pemimpin muda baru bagi masa depan kita bersama di bidang Kesehatan,” katanya.
Ika menyampaikan bahwa pencapaian yang telah dicapainya ini mustahil untuk diraih tanpa dukungan banyak orang, bahwa sebenarnya dalam prosesnya terdapat banyak pihak yang terlibat dalam mendukung berjalannya pengabdian yang telah dia lakukan. Menurutnya, para dosen dan peneliti sebaiknya diajak bicara, dan diberi fasilitas guna mendukung pelaksanaan penelitian, dan Pemerintah semestinya bertindak sebagai penghubung antara peneliti, praktisi dan juga Industri. “Saya rasa kita para dosen dan peneliti perlu diajak bicara. Diberi tantangan. Diberi fasilitas. Dalam sekian waktu mau apa? Pemerintah juga harus bertindak sebagai match maker antara peneliti, praktisi dan industri, ” Ungkap Ika.
Adapun terkait dengan sumbangsih yang telah dibuat oleh Ika di bidang akademik sendiri, salah satunya adalah bimbingan, penelitian, dan juga publikasi untuk jurnal internasional dengan indeks reputasi Q1 dan Q2. Selain itu Ika juga telah menciptakan 3 produk inovasi yang memiliki manfaat dan pengaruh yang besar di dunia medis. Produk-produk inovasi tersebut adalah cangkok tulang berbasis karbonat apatit (CHA), lalu spons hemostatik yang berguna untuk pelaksanaan bedah dento maksilofasial berbasis, serta yang terakhir adalah spons hemostatik untuk bedah umum yang berbasis CHA.
Ika menjelaskan hal yang melatarbelakangi berbagai kontribusi yang telah dia buat adalah untuk meringankan beban yang ditanggung oleh pasien. Baik itu beban finansial, ataupun kesulitan dalam mendapatkan jaringan sehat untuk proses autograft yang merupakan sebuah prosedur pemindahan jaringan sehat ke jaringan sakit. “Awalnya tentu kita mencoba terus fokus untuk mengembangkan jalur riset kita sesuai peta jalan yang kita buat. Sampai pada suatu titik kita menyadari bahwa yang kita riset dapat meringankan pasien, dengan cara mengganti produk yang sudah ada di pasaran yang diperoleh secara import dan harganya mahal atau harus diperoleh dengan melalui metode memindahkan jaringan sehat ke jaringan sakit,” Jelas Ika.
Penggunaan zat aktif CHA pada produk-produk inovasi yang telah dia ciptakan, produk inovasi spons hemostatik hasil penelitiannya dapat dipakai secara luas di masyarakat, dan bahkan mengalahkan produk-produk medis impor. “Sekarang kalau kita lihat di pasar alat kesehatan di Indonesia, alhamdulillah spons hemostatik produk kita terbukti superior dengan adanya zat aktif CHA dan dipakai secara luas menggeser dan mengalahkan produk import.” ujar Ika.
Produk-produk inovasi yang diciptakan oleh Ika juga memiliki kelebihan berupa dapat diproduksi dengan teknologi tinggi yang mutakhir, dan juga ramah lingkungan, selain itu produk-produk inovasi ciptaannya memiliki harga yang secara komparatif lebih murah apabila dibandingkan dengan produk impor, serta memiliki potensi untuk terapi regeneratif di masa depan “Produk-produk inovasi dari tim riset kami ini dapat diproduksi dengan teknologi tinggi yang mudah serta ramah lingkungan, murah dibanding alat kesehatan impor, dan berpotensi untuk terapi regeneratif masa depan.” imbuhnya.
Dalam menjalankan penelitian guna menciptakan berbagai produk inovasi tersebut tentu saja terdapat banyak tantangan dan hambatan yang dihadapi Ika di tengah jalan. Menurut Ika, salah satu hal yang menjadi tantangan dalam pelaksanaan risetnya adalah kenyataan bahwa iklim dan sistem riset di Indonesia yang masih harus ditingkatkan guna menuju ke kemanfaatan yang lebih besar. “Tantangannya tentu adalah iklim dan sistem riset di Indonesia yang masih harus bersama-sama dibangun menuju ke kemanfaatan yang lebih besar. Dan peneliti harus turut membangunnya dengan terus tanpa henti melakukan pengembangan riset dalam bidangnya.” ungkapnya.
Penulis : Hanif
Editor : Gusti Grehenson