
Universitas Gadjah Mada meluluskan sebanyak 1.455 mahasiswa Pascasarjana pada Wisuda Program Pascasarjana pada 23 April kemarin. Di antara para wisudawan tersebut, Siti Fadila Nuraisyah mencuri perhatian sebagai lulusan termuda dari Program Studi Magister Ilmu Perikanan, Fakultas Pertanian, dengan usia 22 tahun 7 bulan 21 hari. Usia yang tergolong luar biasa muda mengingat rata-rata usia lulusan program magister periode ini mencapai 29 tahun 6 bulan 15 hari.
Perjalanan akademik Siti memang tak biasa. Ia berhasil menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 di UGM hanya dalam waktu kurang lebih lima tahun melalui program fast track. Program ini memungkinkan mahasiswa berprestasi untuk langsung melanjutkan studi magister bahkan saat masih menyelesaikan tahap akhir jenjang sarjana.
Studi S1 di program studi Manajemen Sumber Daya Akuatik berhasil diselesaikan dalam jangka waktu 3 tahun 9 bulan, sementara studi S2 Siti hanya membutuhkan waktu 1 tahun 5 bulan 16 hari. “Kebetulan saya mengikuti program fast track yang diadakan Fakultas Pertanian,” kata Siti Fadila, kamis (24/4).
Melalui keikutsertaan dalam jalur fast track yang diikuti menjelang kahir kuliah S1 sehingga bisa menyelesaikan pendidikan S2 dengan lebih cepat, meski ia sempat keteteran mengikuti kuliah di dua jenjang sekaligus. “Saat menyelesaikan tugas akhir S1, saya juga sudah mulai mengikuti kuliah S2. Tantangannya tentu besar, terutama soal manajemen waktu, tapi saya bersyukur bisa melaluinya dengan baik,” kenangnya.
Perjalanan akademik selama mengikuti kuliah fast track, kata Siri, ia banyak mendapat dukungan dari pihak keluarga yang banyak berkecimpung di dunia pendidikan sehingga selalu memotivasi dirinya untuk berhasil menyelesaikan pendidikan dengan baik. “Nenek dan ibu saya adalah guru. Sejak kecil, saya tumbuh dalam lingkungan yang sangat menghargai proses belajar. Orang tua saya selalu berkata, ‘Pendidikan anak-anaknya harus lebih tinggi dari orang tuanya, dan selama ada kesempatan baik, jangan pernah disia-siakan,’” ungkapnya.
Meski padat aktivitas, Fadila tetap menjaga keseimbangan hidup. Ia mengaku penting untuk menjaga kesehatan mental agar tetap produktif. “Saya meluangkan waktu untuk healing, seperti beli makanan kesukaan, nonton film, atau melakukan aktivitas menyenangkan lainnya. Bagi saya, menjaga semangat dan menghindari kejenuhan sangat penting untuk tetap optimal,” ujarnya.
Tak hanya aktif di bidang akademik, selama pendidikan S1 Fadila juga aktif dalam berbagai organisasi, seperti Keluarga Mahasiswa Ilmu Perikanan, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, dan Ikatan Mahasiswa Nganjuk di Yogyakarta. Ia juga pernah terlibat dalam kepanitiaan Pemilu Raya Faperta UGM 2021 dan Estuari 2021.
Selama dalam penyusunan tesisnya, Fadila meneliti soal kontaminasi mikroplastik pada ikan komersial di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tasikagung, Rembang, . Penelitiannya fokus pada tiga spesies ikan, yaitu Decapterus sp., Priacanthus tayenus, dan Nemipterus sp., dengan pengamatan pada insang, saluran pencernaan, dan daging. Hasilnya menunjukkan adanya kontaminasi mikroplastik pada ketiga spesies, dengan bentuk yang paling umum adalah fiber berwarna hitam berukuran 50–500 mikrometer, yang sebagian besar merupakan jenis polimer HDPE dan PET.
Siti Fadila tidak hanya lulus di usia muda, ia pun berhasil menyelesaikan pendidikan Magister dengan predikat cumlaude karena lulus dengan nilai IPK 3,77. Bagi Fadila, usia muda bukanlah batasan untuk berprestasi tinggi. Kisahnya bisa menjadi inspirasi bagi banyak mahasiswa untuk terus mengejar mimpi dengan semangat dan perencanaan yang matang.
Penulis : Rahma Khoirunnisa
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Dok. Siti Fadila