Transformasi penyuluhan, pemberdayaan masyarakat, dan komunikasi pembangunan memainkan peran kunci dalam membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang tangguh untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Kondisi SDM yang dihadapi Indonesia baik secara teknis maupun sosial tentunya masih menjadi kendala. Kurangnya jumlah tenaga penyuluh yang berkualitas dan terlatih menjadikan persoalan ini harus diselesaikan dengan segera.
Guru Besar Bidang Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Ir. Sunarru Samsi Hariadi, M.S., menyatakan penyuluhan di Indonesia saat ini menghadapi sejumlah tantangan yang perlu diatasi untuk mencapai efektivitas yang optimal. Tantangan utama yaitu keterbatasan akses dan infrastruktur, mengingat di beberapa daerah, terutama yang terpencil atau terisolasi, akses terhadap penyuluhan sering kali terbatas karena infrastruktur yang kurang memadai. “Terbatasnya infrastruktur membuat sulitnya mencapai masyarakat yang membutuhkan penyuluhan. Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan bahasa yang besar, ini bisa menjadi tantangan dalam menyampaikan pesan penyuluhan secara efektif kepada berbagai kelompok masyarakat yang memiliki kebutuhan dan pemahaman yang berbeda”, katanya pada Seminar Nasional Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan yang bertajuk Transformasi Penyuluhan, Pemberdayaan Masyarakat, dan Komunikasi Pembangunan dalam Penyiapan SDM Tangguh Menuju Indonesia Emas, di UC UGM, Kamis (8/8).
Sunaru mengungkapkan penyuluh terkadang harus mencakup wilayah yang luas dengan jumlah sumber daya manusia yang terbatas. Sementara mengubah perilaku masyarakat seringkali merupakan tantangan yang besar dalam penyuluhan. Beberapa masyarakat bahkan mungkin memiliki praktik atau kebiasaan tertentu yang begitu sulit untuk diubah meski telah diberikan informasi yang memadai. “Tingkat literasi yang rendah dan kurangnya akses terhadap pendidikan formal juga menjadi tantangan tersendiri dalam penyampaian informasi yang efektif. Masyarakat dengan tingkat literasi yang rendah mungkin kesulitan dalam memahami pesan-pesan penyuluhan yang disampaikan dalam bentuk tulisan maupun media cetak lainnya”, ungkapnya.
Seminar Nasional yang diselenggarakan Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan (PKP) Magister dan Doktoral Sekolah Pascasarjana UGM dalam rangka purna tugas Prof. Dr. Ir. Sunarru Samsi Hariadi, M.S, ini menghadirkan sejumlah pembicara diantaranya Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., Staf Khusus Menko PMK RI selaku Keynote speech, Prof. Dr. Ir. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T., Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek (daring) dan Dr. Ramadani Saputra, S.ST., M.EP., selaku Ketua Kelompok Penyelenggara Penyuluhan.
Ravik Karsidi menyampaikan komunikasi pembangunan berbasis data menjadi hal sangat penting saat ini. Sudah seharusnya pihak terkait memanfaatkan data dan informasi yang akurat dan terpercaya untuk mendukung komunikasi pembangunan yang efektif. Pengumpulan, analisis, dan penyajian data yang relevan untuk mendukung pengambilan keputusan dan membangun kesadaran masyarakat tentang isu-isu pembangunan sangat perlu untuk dilakukan.
Penyuluhan atau pemberdayaan Masyarakat, menurutnya, sudah seharusnya beradaptasi dengan dengan kemajuan teknologi digital. Percepatan Pembangunan infrastruktur teknologi informasi menjadi prasyarat utama untuk peningkatan kualitas pembelajaran dan akses. “Penyuluhan harus mengubah pendekatan pembelajaran kearah student Student Centered Learning. Konten pembelajaran menjadi public domain dan teknologi informasi memungkinkan percepatan untuk penguasaan materi pembelajaran,” jelasnya.
Penulis : Agung Nugroho