Industri sawit merupakan pilar penting dalam ekonomi global karena berfungsi sebagai penyedia bahan baku bagi berbagai produk dan industri lainnya. Namun, industri ini juga dihadapkan pada sejumlah masalah serius yang memerlukan solusi berkelanjutan. Isu-isu lingkungan seperti deforestasi, kebakaran hutan, dan pencemaran air telah menjadi perhatian utama, sementara penurunan produktivitas dan kampanye hitam terhadap industri ini semakin mengancam keberlanjutan dan reputasi industri sawit.
Hal ini mengemuka dalam Seminar Sawit yang bertajuk Peran Teknologi Pertanian Cerdas dalam Mendukung Masa Depan Industri Sawit yang Berkelanjutan, kegiatan yang berlangsung pada Selasa (13/8) di Auditorium Kamarijani-Soenjoto FTP UGM ini menjadi salah satu rangkaian kegiatan Dies Natalis (FTP) ke-61.
Dosen sekaligus Ketua Panitia Dies Natalis ke-61 FTP UGM, Chandra Setyawan, S.TP., M.Eng., Ph.D., IPM, ASEAN Eng., mengatakan saat ini Indonesia masih menduduki peringkat pertama sebagai produsen kelapa sawit dengan kontribusi mencapai lebih dari 50% produksi sawit dunia. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi di industri sawit, industri ini dapat bergerak menuju praktik yang lebih berkelanjutan, baik dari sisi lingkungan, ekonomi, dan kesejahteraan sosial. “Semua pihak perlu merumuskan solusi dari berbagai persoalan di sektor industri sawit baik dari hulu sampai dengan hilir,” tutur Chandra.
Sekretaris Direktorat Penelitian UGM, Prof. drg. Diatri Nari Ratih, M.Kes., Ph.D., Sp.KG(K), mengungkapkan teknologi pertanian cerdas dapat menjadi solusi yang menjanjikan untuk membantu mengatasi berbagai masalah yang dihadapi oleh industri sawit. Dengan mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dengan sistem pertanian diharapkan bisa meningkatkan produktivitas tanaman sawit, pengelolaan sumber daya yang lebih efisien, memantau dampak lingkungan, serta optimasi proses budidaya. “Dengan mengadopsi teknologi pertanian cerdas, industri sawit dapat meningkatkan efisiensi produksi, mengurangi dampak lingkungan, dan memperkuat posisinya sebagai industri yang berkelanjutan dan bertanggung jawab,” ucap Diatri.
Sementara itu, Dekan FTP UGM, Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc. yang turut memberikan sambutan dan sekaligus membuka acara seminar sawit menyampaikan bahwa seminar ini akan menjadi platform untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan best practice antara para ahli, praktisi, dan akademisi dalam industri sawit dan teknologi pertanian. “FTP UGM siap memperkuat kerjasama dan kolaborasi guna mewujudkan industri sawit nasional yang berkelanjutan,” tuturnya.
Seminar Sawit yang dilakukan secara bauran ini terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama mengambil tema Teknologi Pertanian Cerdas pada Industri Hulu Kelapa Sawit dengan menghadirkan narasumber dari Kementerian Pertanian, PT Wilmar Internasional, dan Dosen Teknik Pertanian dan Biosistem FTP UGM. Sesi kedua diisi oleh narasumber yang berasal dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), dan dua Guru Besar dari FTP UGM, dengan mengangkat tema Pengembangan Teknologi Pertanian Cerdas pada Industri Hilir Kelapa Sawit.
Sebelum sesi presentasi pembicara dimulai, sebagai bentuk komitmen penguatan kerjasama dan kolaborasi antar stakeholders di industri sawit, dilakukan penandatanganan MoU antara FTP dengan Badan Kejuruan Teknik Pertanian (BKTP), Persatuan Insinyur Indonesia (PII), dan PT Kerry Sawit Indonesia (Wilmar) tentang pelaksanaan Prodi Program Profesi Insinyur (PSPPI). Selain itu juga dilakukan penandatanganan MoU antara FTP dengan Institut Pertanian STIPER untuk kerja sama pelaksanaan Program Pascasarjana dalam rangka penguatan Tridharma Perguruan Tinggi.
Penulis/Foto : Triya Andriyani