Keberadaan Aksara Jawa semakin asing di kalangan anak muda. Sebagai bagian kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia, Aksara Jawa mulai terlupakan. Terlebih di era globalisasi menjadikan Aksara Jawa kurang diminati peserta didik, tidak terkecuali di SMP Negeri 1 Nglipar.
Rendahnya minat dan pemahaman perserta didik terhadap materi aksara Jawa tentunya menjadi tantangan banyak pihak. Salah satu faktor berpengaruh adalah jarangnya penggunaan Aksara Jawa untuk kehidupan sehari-hari.
Sebagaimana pengakuan Sartono selaku guru bahasa Jawa SMP Negeri 1 Nglipar. Dia menyampaikan bahwa nilai dari peserta didik pada setiap jenjang terkait materi Aksara Jawa memiliki rata-rata paling rendah dibanding materi yang lain.
“Hal ini dikarenakan peserta didik jarang menggunakan aksara Jawa dalam kehidupan sehari-hari, kurang berlatih, dan tidak memiliki minat terhadap aksara Jawa,” katanya.
Nuning, salah satu guru Bhasa Jawa di SMP Negeri 1 Nglipar menyatakan keberadaan media pembelajaran yang kurang menarik semakin membuat siswa-siswi kurang berminat mempelajari materi Aksara Jawa. Disebutnya pembelajaran bahasa Jawa di SMP Negeri 1 Nglipar saat ini belum menggunakan materi buku paket dan hanya bermodal LKS (lembar kerja siswa) saja.
“Sementara materi pada LKS yang diajarkan tidak pernah selesai karena materi penyampaiannya rumit dan menyulitkan para peserta didik dalam memahami materi,” ujarnya.
Melihat permasalahan tersebut, Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengajak guru bahasa Jawa SMP Negeri 1 Nglipar melakukan inovasi untuk mengembangkan media pembelajaran (AJAR) yang interaktif dan mudah dipahami. Inovasi pun dilakukan dengan menggunakan augmented reality (AR) dan papan permainan guna meningkatkan minat sekaligus pemahaman siswa terhadap Aksara Jawa.
Adapun para mahasiswa UGM yang melakukan pengembangan AJAR antara lain Davin Elian Qariru (FA), Muhammad Fajrulfalaq Izzulfirdausyah Suryaprabandaru (FT), Fikriansyah Ridwan Pratama (FT), Salsabila Eka Fadila (SV), dan Veronica Tia Ningrum (SV). Mendapat bimbingan Dr. Ahmad Nasikun S.T., M.Sc, para mahasiswa yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat inipun dengan mendapat dukungan pendanaan dari UGM dan Kemendikbudristek.
Davin Elian Qariru mengatakan program pengembangan AJAR di SMP Negeri 1 Nglipar, Gunungkidul bertujuan untuk melatih guru bahasa Jawa supaya dapat menarik minat serta meningkatkan pemahaman peserta didik melalui pembelajaran yang menarik dan interaktif. “Melalui kolaborasi ini, guru bahasa Jawa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru dalam mengintegrasikan teknologi AR,” ujarnya.
“Dengan pembelajaran aksara Jawa melalui papan permainan menjadikan pembelajaran menjadi lebih aktif dan interaktif,” imbuhnya.
Muhammad Fajrulfalaq Izzulfirdausyah Suryaprabandaru, anggota tim PKM lainnya, mengatakan bahwa media AJAR merupakan kombinasi AR dengan papan permainan kartu. AR sendiri merupakan teknologi yang mampu menyisipkan informasi ke dalam dunia maya dan menampilkannya ke dunia nyata melalui visualisasi 3 dimensi.
Dia menjelaskan animasi AR pada AJAR akan muncul ketika kartu di-scan dengan HP melalui aplikasi Assamblr Edu. Animasi akan muncul bersama soal tentang materi aksara Jawa dan peserta didik akan menjawab soal tersebut. “AJAR ini juga didesain menjadi permainan kompetitif kelompok yang mana peserta akan dinyatakan menang jika mencapai finish setelah menjawab berbagai pertanyaan. Hal ini tentunya akan memicu semangat peserta didik serta keaktifan melalui diskusi kelompok,” ungkapnya.
Berbagai materi, soal, dan media pembelajaran telah melalui uji kelayakan terlebih dahulu melalui diskusi dan konsultasi. Materi maupun soal dibuat berdasarkan LKS berjudul Modul Pendamping Bahan Ajar Bahasa Jawa Kurikulum Merdeka serta divalidasi oleh guru bahasa Jawa SMP Negeri 1 Nglipar dan ahli bahasa Jawa dari Kraton Yogyakarta telah tersertifikasi oleh Dinas Kebudayaan Yogyakarta yaitu KMT Projosuwasono dan KRT Rintoisworo.
Materi AJAR ini juga melalui uji kelayakannya oleh Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan Yogyakarta sehingga layak digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Sosialisasi dilakukan melalui diskusi secara tatap muka di SMP Negeri 1 Nglipar yang meliputi pengenalan AJAR, cara pengoperasian AJAR, dan buku pedoman AJAR.
Target dari sosialisasi para guru bahasa Jawa SMP Negeri 1 Nglipar dapat mengoperasikan dan menerapkan media AJAR dalam kegiatan belajar mengajar secara mandiri, meningkatkan pemahaman dan minat peserta didik terhadap aksara Jawa melalui media pembelajaran AJAR.
Selanjutnya penerapan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar, serta dapat memahami buku pedoman AJAR. Guna melihat apakah guru dapat mengoperasikan secara mandiri, dilakukan aplikasi penerapan AJAR pada peserta didik melalui kegiatan belajar mengajar oleh guru bahasa Jawa.
“Guru mengajarkan sambil menilai keaktifan dan memberikan soal pretest-posttest untuk mengukur kemampuan peserta didik. Hasilnya, media pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan dan pemahaman peserta didik,” imbuh Salsabila Eka Fadila.
Penulis: Agung Nugroho
Foto: Good News From Indonesia