Beragam kegiatan telah disiapkan untuk memeriahkan Peringatan Dies Natalis ke-74 UGM yang tahun ini mengusung tema Transformasi Digital: Harmonisasi Inovasi dan Kemanusiaan. Di samping sejumlah acara yang telah dilangsungkan sejak bulan Juni lalu masih ada serangkaian acara menjelang puncak peringatan Dies Natalis tanggal 19 Desember mendatang.
Salah satu acara penting yang telah menjadi agenda tahunan setiap perayaan Dies Natalis adalah Nitilaku. Sejak 2012, Nitilaku dipahami sebagai kegiatan kultural historis dalam bentuk pawai sebagai simbol sejarah berdirinya Gadjah Mada, berawal dari Siti Hinggil Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menuju kampus UGM di Bulaksumur. Nitilaku kini bertransformasi menjadi peristiwa budaya yang terus mensinergikan potensi UGM, masyarakat, komunitas, swasta dan pemerintah, dengan menonjolkan unsur-unsur sejarah perjuangan dan kebangsaan.
“Yang khas dari UGM adalah Nitilaku, yang merupakan wujud bahwa UGM lahir tidak hanya sebagai menara gading yang berdiri sendiri tetapi ada kebersamaan dengan masyarakat dan Keraton. Ini adalah tradisi yang kita lakukan sehingga generasi selanjutnya mengetahui bagaimana UGM dibentuk,” tutur Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., Kamis (14/12).
Nitilaku kali ini mengambil tema Kenduri Kebangsaan Merajut Tenun Ke-Indonesiaan, sebagai sebuah upaya untuk menjaga hubungan baik dengan Sang Pemilik Alam Semesta, memohon keselamatan, dijauhkan dari bencana dan segala keburukan yang bakal menimpa karena kealpaan manusia, sekaligus sebagai ruang kesadaran bersama untuk terus menjaga silaturahmi dengan sesama anak bangsa.
Rangkaian acara Nitilaku berlangsung selama dua hari pada tanggal 16-17 Desember 2023. Di samping Kenduri Kebangsaan yang diisi dengan orasi dan pembacaan doa lintas agama dan kirab kebangsaan, Nitilaku juga dimeriahkan dengan instalasi seni, pasar kangen dan pasar UMKM, serta panggung kesenian akan diselenggarakan dalam kedua hari tersebut dengan melibatkan berbagai komunitas seni dan budaya. Hal ini sejalan dengan semangat Nitilaku yang membuka ruang partisipasi seluas-luasnya bagi masyarakat, khususnya masyarakat Yogyakarta.
“Tujuannya bagaimana kita bersepakat bersama membangun Indonesia melalui kedamaian, sekaligus mengingatkan kembali seluruh masyarakat untuk tidak terlalu emosional dalam menghadapi keniscayaan yang akan terjadi,” imbuh Ketua Pokja Nitilaku 2022-2024, Bambang Paningron.
Partisipasi Alumni
Wakil Rektor UGM Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni, Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si. menuturkan pentingnya pelibatan alumni dalam peringatan Dies Natalis UGM dari tahun ke tahun. Dalam rangkaian Nitilaku, akan diselenggarakan Rakernas KAGAMA dan Alumni Mengabdi Awards, sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi mereka di berbagai bidang.
KAGAMA di berbagai daerah pun telah melakukan berbagai inisiatif untuk memperingati Dies Natalis mulai dari penanaman pohon hingga pendampingan UMKM. Nitilaku, tutur Ari, menjadi momen bagi para alumni untuk kembali ke kampus dan saling bersilaturahmi. Ia berharap, momen ini dapat memperkuat silaturahmi dan sinergi dari alumni UGM yang telah berkiprah di berbagai tempat.
“Alumni UGM selama ini telah berkontribusi aktif. Rangkaian acara Nitilaku selain sebagai gambaran suatu peristiwa yang monumental, harapannya juga menjadi momen untuk mempererat para alumni,” tuturnya.
Penulis: Gloria
Foto; Firsto