
Indonesia kian mengukuhkan posisinya sebagai kekuatan ekonomi digital di kancah global. Laju perkembangan startup di tanah air tergolong sangat cepat. Buktinya, per juli 2025, Startup Ranking mencatat Indonesia telah berhasil menempati peringkat ke-6 sebagai negara dengan jumlah startup terbanyak di dunia. Dengan total 3.161 startup yang aktif, posisi Indonesia melampaui negara-negara maju lain seperti Jerman, Prancis, Spanyol, dan Uni Emirat Arab.
Prestasi ini bukanlah sekadar angka hasil capaian di atas kertas, melainkan cerminan kolaborasi yang kuat antara semangat kewirausahaan lokal dan peran krusial Kementerian Komunikasi Digital (Komdigi) yang diinisiasi pemerintah. “Kami di Komdigi meluncurkan inisiatif strategis bernama Garuda Spark. Program ini berfokus pada percepatan pertumbuhan ekosistem digital dan efektivitas ekosistem digital secara menyeluruh. Sebab kami meyakini, kolaborasi merupakan pondasi utama dalam pengembangannya.” ujar Ketua Tim Kemitraan & Ekosistem Investasi Komdigi, Muhammad Faisal pada workshop Yogyakarta Startup Ecosystem Day 2025 di GIK, Kamis (15/10).
Senada dengan pemerintah, sektor akademisi melalui perguruan tinggi juga menunjukkan komitmennya. Wakil Rektor bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kreativitas UGM, Dr. Danang Sri Hadmoko, menegaskan pentingnya peran universitas sebagai melting pot bagi pada inovator dan juga para mitra. Dikatakan mendorong inovasi, hilirisasi, dan pertumbuhan startup yang menurutnya adalah prioritas. “Untuk membangun ekosistem inovasi, diperlukan latar belakang lintas disiplin. Maka perlu kita bangun yakni konektivitas, networking, dan dialog antar inventor,” katanya.
Ia menegaskan pendidikan tinggi mampu memberikan dampak yang lebih besar dalam pengembangan inovasi, hilirisasi dan pertumbuhan startup adalah prioritas. “Kami ingin melihat bahwa Harapan kita adalah penciptaan lapangan kerja, bentuk-bentuk inovasi yang memiliki nilai ekonomi tinggi, dan pada akhirnya, dampak sosial.” ujarnya.
Director of UGM Science Techno Park, Prof. Ir. Sang Kompiang Wirawan, M.T., Ph.D. menambahkan bahwa terdapat berbagai bidang startup yang diprediksi akan tumbuh pesat dalam 2-3 tahun ke depan. Ia menyebutkan, tiga bidang utama tersebut adalah di bidang farmasi dan kesehatan, agroteknologi, serta IT dan manufaktur. “Berangkat dari kondisi sekarang, dan melihat kemajemukan UGM dengan berbagai fakultas dan sekolah yang kami berkomitmen untuk mengakomodir serta memfasilitasi ide-ide rintisan tersebut,”ujarnya.
Seperti yang diketahui, workshop Yogyakarta Startup Ecosystem Day 2025 dihadiri kurang lebih 100 peserta dari berbagai bidang startup di Yogyakarta. Acara yang diinisiasi oleh Innovative Academy UGM bekerja sama dengan TAKA Lab, Garuda Spark Innovation Hub dan didukung oleh Komdigi serta Asian Development Bank ini mengundang berbagai inkubasi bisnis dan mitra kapital ventura untuk menjadi pembicara dan mentor.
Penulis : Aldi Firmansyah
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Jesi