Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) terus berkomitmen menyalurkan beasiswa pendidikan bagi mahasiswa UGM yang berasal dari keluarga kurang mampu. Bantuan beasiswa yang rutin diberikan yakni Beasiswa Gadjah Mada Peduli dan Beasiswa Orang Tua Asuh Kagama. Khusus untuk Beasiswa Orang Tua Asuh diberikan pada mahasiswa yatim atau yatim-piatu yang kurang mampu secara ekonomi. “Kedua program ini telah banyak mendukung mahasiswa dari berbagai latar belakang agar bisa melanjutkan pendidikannya di UGM,” kata Sulastama Raharja, anggota pengurus Kagama dalam acara syawalan dan temu alumni yang bertajuk “Merawat Persaudaraan dalam Cita Kemanusiaan dan Kebangsaan” pada Minggu (28/4), di Balairung, Kantor Pusat UGM.
Pengumpulan dana beasiswa ini menurut Sulastama dari hasil sumbangan para alumni untuk membantu para mahasiswa dari keluarga yang kurang beruntung dari sisi ekonomi. “Saya kira beasiswa ini membuktikan sinergi kuat alumni untuk bisa berkontribusi membantu mahasiswa-mahasiswa yang kurang beruntung,” jelasnya.
Koordinator Bidang Pembinaan Masyarakat, Kagama, Destina Kawanti, S.Si., M.IP. menjelaskan sumber dana beasiswa berasal dari donasi alumni dan dana hibah mitra Kagama maupun UGM. Total nominal yang terkumpul untuk Beasiswa Orang Tua Asuh, hingga akhir tahun 2023 lalu mencapai Rp 505 juta untuk 25 penerima beasiswa. Pemberian dana dilakukan dalam bentuk bantuan UKT dan biaya hidup bulanan. Sedangkan untuk Beasiswa Gadjah Mada Peduli, total tersalurkan bantuan sebesar 227 juta pada 74 mahasiswa.
“Sampai saat ini masih banyak mahasiswa yang membutuhkan bantuan. Kami harapkan ke depan kita mendapatkan tambahan mitra untuk kelangsungan beasiswa ini,” ujar Destina.
Menurutnya, program penyaluran beasiswa ini sejalan dengan prinsip UGM dalam mewujudkan pendidikan inklusi, yaitu membuka kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat untuk dapat mengenyam pendidikan di UGM. “Harapannya, masyarakat tidak perlu lagi mengkhawatirkan tingginya biaya pendidikan karena tersedia berbagai macam program beasiswa di UGM. Untuk itu, Kagama selalu berupaya memperkuat jejaring agar semakin banyak bantuan yang dapat tersalurkan bagi pendidikan masyarakat,” paparnya.
Ketua PP Kagama, Ganjar Pranowo, S.H., M.I.P., dalam sambutannya mengatakan bantuan pendidikan tidak hanya mendukung keberlangsungan pendidikan mahasiswa, namun juga membentuk karakter yang positif pada diri mahasiswa. Mereka yang terbantu dengan beasiswa menurutnya akan memiliki semangat yang lebih kuat dalam menempuh pendidikan dan memiliki karakter kepribadian yang kuat dalam kehidupannya. Ditambah keterampilan dan ilmu pengetahuan sebagai modal utama untuk meraih masa depan yang cerah. “Makin banyak anak-anak kita yang ingin sekali kuliah di UGM. Rata-rata yang sudah lulus dengan beasiswa ini bisa memberikan cerita yang menyemangati semua orang. Pendidikan, keterampilan, dan ilmu pengetahuan ini mengubah nasibnya dan keluarganya,” ucap Ganjar.
Pada acara temu Alumni kali ini diadakan kegiatan pelelangan karya-karya batik Solo garapan perajin batik legendaris, keluarga Tjoa. Batik karya keluarga Tjoa telah dipopulerkan dengan nama Batik Tiga Negeri sejak tahun 1910 hingga tahun 2014. Kain batik Keluarga Tjoa dinilai memiliki motif dengan latar belakang unik, serta bahan yang halus dan menawan. Keunikan dan nilai sejarah yang dimiliki membuat karya-karya batik ini mempunyai daya jual tinggi. Hasil lelang dengan alumni UGM ini nantinya juga disalurkan kembali dalam bentuk beasiswa KAGAMA. Di akhir acara syawalan, K.H. Ahmad Muwafiq, S.Ag. menyampaikan siraman rohani akan pentingnya menjalin silaturahmi. Ia menjelaskan bahwa kegiatan berbagi dan berbuat baik terhadap sesama dan lingkungan adalah tanggung jawab utama umat manusia.
Penulis: Tasya
Editor: Gusti Grehenson