
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Ahmad Muzani, menegaskan Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) perlu mendapatkan dukungan finansial yang mumpuni untuk menopang mutu pendidikan dari kegiatan belajar mengajar. Kondisi saat ini memposisikan seolah PTN-BH seperti perguruan tinggi swasta yang diharuskan mencari pendapatan sendiri. Hal ini tentu menjadi tantangan sekaligus hambatan dalam pemberian layanan pengajaran maupun peningkatan kualitas pendidikan, karena perguruan tinggi tidak hanya dituntut memberikan pendidikan terbaik namun juga mencari sumber finansial secara mandiri. “Saya kira Ini merupakan alarm, bahwa perguruan tinggi sedang mengalami situasi yang kurang baik. Perlu diperhatikan nantinya akan berpengaruh pada sistem pendidikan juga,” tutur Ahmad Muzani dalam kunjungan ke kampus UGM, kamis (21/8).
Rektor UGM Prof. Ova Emilia, menuturkan bahwa PTN-BH seperti UGM harus terus menjaga kualitas pendidikan. Terlebih merujuk pada agenda strategis UGM, aspek inklusivitas dan pemerataan pendidikan terus digalakan. UGM berupaya untuk memberikan kesempatan pendidikan tinggi seluas-luasnya pada masyarakat melalui serangkaian program yang memberikan bantuan pembiayaan pada mahasiswa.
Ova menambahkan, pendidikan tidak seharusnya menjadi produk eksklusif yang sulit dijangkau masyarakat. Namun di sisi lain, PTN-BH juga memerlukan dukungan untuk mempertahankan pengelolaan layanan pendidikan sekaligus meningkatkan kualitas. “Status PTN-BH ini seperti swasta, harus berusaha sendiri. Tapi di sisi lain juga tidak boleh abal-abal, harus berkualitas. Keterbatasan itu merupakan hal yang tidak mudah,” ucapnya.
Menurutnya, negara harus hadir dan mampu memberikan dukungan lebih pada perguruan tinggi apabila ingin membenahi sistem pendidikan di Indonesia.
Hal senada juga diungkapkan Prof. Wening Udasmoro, selaku Wakil Rektor UGM Bidang Pendidikan dan Pengajaran yang menyebutkan sejumlah problematika yang masih menjadi tantangan bagi PTN-BH. Salah satunya adalah kompetisi perguruan tinggi nasional dengan internasional dalam konteks beasiswa seperti LPDP. Menurutnya, ada kecenderungan bagi calon mahasiswa memilih kampus luar negeri dibanding dalam negeri. Kemudian, Wening juga menyoroti fenomena di mana bidang studi Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM) lebih diunggulkan dibanding studi sosial humaniora. “Padahal keduanya sama-sama memiliki urgensi dan harus berjalan beriringan,” imbuhnya.
Dikatakan wening, perlu ada pembenahan untuk meningkatkan kesadaran bahwa setiap ilmu pengetahuan memiliki fungsi dan manfaatnya masing-masing. Sebab, di era tantangan perkembangan teknologi dan perubahan iklim seperti saat ini, kolaborasi lintas disiplin sangat dibutuhkan.
Dalam kunjungan kerja Ketua MPR RI kali, diharapkan dapat menjadi sarana diskusi dan penyampaian persoalan yang dihadapi perguruan tinggi negeri berbadan hukum ke pemerintah. Apalagi PTN-BH juga membutuhkan dukungan dari negara untuk dapat terus memberikan pendidikan terbaik untuk anak bangsa.
Penulis : Tasya
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Firsto