Naila Alfi Najwa Alfaiza (20), mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan 2022, baru-baru ini menyelesaikan Program Kampus Mengajar Angkatan 7 tahun 2024. Naila merupakan salah satu dari 9 mahasiswa UGM yang berhasil lolos mengikuti program tersebut.
Bagi Naila, program Kampus Mengajar ini adalah kesempatan emas untuk belajar sambil memberikan dampak nyata pada dunia pendidikan di daerah. Selama mengikuti program ini, Naila ditempatkan di SD Negeri Ngadirejo 5, Kota Kediri, Jawa Timur. Di sana, ia dan tim memulai dengan melakukan observasi terhadap berbagai aspek sekolah, termasuk lingkungan kelas, sekolah, dan organisasi. “Saya juga harus belajar bagaimana menyampaikan materi dengan baik di hadapan siswa Sekolah Dasar,” kata Naila kepada wartawan di Kampus UGM, Selasa (27/8).
Tidak mudah bagi Naila untuk bisa beradaptasi langsung dengan lingkungan yang baru yang jauh dari kampus, dan menghadapi berbagai kendala teknis saat berada di lokasi. Namun baginya, setiap setiap tantangan adalah pelajaran yang berharga. Ia bisa melalui tantangan dengan baik bahkan ia dan tim berhasil menggagas kegiatan festival literasi untuk meningkatkan minat baca siswa. “Pencapaian terbesar saya dan tim adalah dalam kegiatan festival literasi dan numerasi yang memberikan banyak kesempatan kepada saya dan tim untuk melatih dan menunjukkan potensi-potensi yang kita miliki,” ujarnya.
Mengikuti program Kampus Mengajar ini diakui Naila bisa meningkatkan kemampuan soft skill dirinya, termasuk keterampilan praktis, komunikasi, adaptasi, serta pengembangan diri dan kepemimpinan. “Bagi saya, program ini dapat menjadi kesempatan yang bagus untuk mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan diri dan memperluas jaringan profesional,” ujarnya.
Sebagai alumni Kampus Mengajar, Naila berharap bahwa kehadirannya di SD Negeri Ngadirejo 5 dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi siswa dan guru. Ia percaya bahwa semangat perubahan yang ia dan timnya bawa akan memotivasi sekolah untuk terus berinovasi dalam proses belajar-mengajar. “Saya sangat bersyukur dapat berkesempatan untuk berani berdampak dan menciptakan inovasi-inovasi dalam bidang pendidikan melalui program Kampus Mengajar ini,” ungkapnya dengan penuh rasa syukur.
Koordinator program Kampus Mengajar UGM, Dr. Ngadisih, S.T.P., M.Sc., mengatakan UGM terus berupaya dan berperan aktif dalam mendukung salah satu program MBKM yang tengah dijalankan ini untuk memberikan wadah bagi mahasiswa untuk bisa mengaplikasikan keahlian dan ilmu pengetahuan kepada siswa di satuan pendidikan dasar dan menengah.
Jumlah peminat program ini di UGM setiap tahunnya semakin bertambah. Untuk periode angkatan 8 tahun 2024 ini, jumlah pendaftar untuk mengikuti program ini dari UGM ada sebanyak 54 orang mahasiswa namun yang berhasil lolos seleksi hanya 3 orang. Hal ini juga menjadi tantangan bagi penyelenggara. “Ada tiga orang yang saat ini aktif menjalankan program,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa UGM berperan dalam dua bentuk pelaksanaan program Kampus Mengajar, yaitu yang dijalankan oleh Dikti (Flagship) dan oleh Program Studi secara mandiri. Program Kampus Mengajar dirancang untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bisa belajar di luar program studi dengan menjadi mitra guru. “Mereka bisa melakukan pengembangan strategi pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan di satuan pendidikan dasar dan menengah,” ujarnya.
Salah satu dampak positif yang dirasakan dari pelaksanaan program ini adalah ketika mahasiswa UGM yang mengikuti program Kampus Mengajar berhasil menambah motivasi para siswa agar lebih giat dalam belajar. “Melalui program ini, terdapat peningkatan kapasitas guru dalam mengembangkan metode pembelajaran,” katanya.
Meski begitu, program Kampus Mengajar di UGM juga memiliki tantangan tersendiri. Ngadisih mengatakan bahwa tantangan utama yang dihadapi oleh mahasiswa dan penyelenggara adalah terkait konversi SKS oleh program studi. Untuk mengatasi hal tersebut, UGM bekerja sama dengan Dikti untuk dilakukan bimbingan teknis rekognisi SKS kepada Program Studi.
Dalam pengembangan program Kampus Mengajar di UGM, Ngadisih mengungkapkan bahwa UGM memiliki strategi untuk mendorong program MBKM, termasuk Kampus Mengajar dengan mengkolaborasikan Bentuk Kegiatan Pembelajaran Kampus Mengajar ini dengan kegiatan KKN PPM UGM.
Ngadisih juga menyampaikan harapannya bagi mahasiswa UGM yang telah mengikuti Kampus Mengajar untuk terus menginspirasi lebih banyak mahasiswa dalam berpartisipasi di masa mendatang. Ia juga berharap bahwa mahasiswa yang belum terlibat dapat terdorong untuk meningkatkan inisiatif dan keberanian untuk mendapatkan kesempatan mengeksplorasi potensi diri melalui program ini.
Penulis : Lintang dan Tiefany
Editor : Gusti Grehenson