
Sitti Aminah Muslimah (21), mahasiswi Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, merupakan salah satu penerima beasiswa dari PT Freeport Indonesia. Perempuan keturunan Bugis ini lahir dan besar di Jayapura, Papua, tempat keluarganya menetap sejak kakeknya menjadi transmigran dari Sulawesi Selatan. Ia menempuh studi di Departemen Manajemen Hutan dengan semangat kuat untuk kembali mengabdi pada daerah asalnya. Sulung dari tiga bersaudara yang lahir dari keluarga sederhana ini, merupakan anak dari seorang ayah yang bekerja sebagai petani dan ibu sebagai ibu rumah tangga. “Saya ingin meningkatkan kapasitas diri dan membuka wawasan dengan belajar di luar Papua,” tuturnya saat diwawancara, Senin (30/6).
Keputusannya melanjutkan pendidikan di UGM didasari keinginannya untuk menimba ilmu di universitas terbaik di Indonesia. Jurusan kehutanan dipilih karena selaras dengan potensi sumber daya alam Papua yang masih sangat luas dan belum tergarap secara optimal. Baginya, kehutanan tidak hanya membuka peluang karier, tetapi juga menjadi cara untuk terlibat langsung dalam pelestarian lingkungan di tanah kelahiran. “Saya lebih senang beraktivitas di luar ruangan dan melihat peluang kerja bidang kehutanan di Papua masih sangat besar,” ujarnya.
Sebelum menerima beasiswa, Sitti menghadapi tantangan finansial yang cukup berat untuk membiayai kuliahnya secara mandiri. Sebagai anak pertama, ia menyadari bahwa beban biaya pendidikan tidak hanya untuk dirinya, namun juga untuk dua adiknya yang masih menempuh pendidikan. Ia bersyukur ketika beasiswa dari PT Freeport Indonesia datang di tengah usahanya mencari dukungan pendanaan. “Alhamdulillah, beasiswa ini sangat membantu, terutama dalam meringankan beban orang tua saya,” ungkapnya.
Beasiswa ini diperolehnya sejak semester tiga setelah melalui proses seleksi administratif yang dilakukan oleh Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) UGM. Sitti dipilih berdasarkan asal daerah dan capaian akademik yang memenuhi syarat, tanpa melalui tahapan tes tertulis maupun wawancara. Ia mengaku tidak menyangka akan terpilih karena sebelumnya belum pernah mendapatkan beasiswa manapun. “Saya dihubungi langsung oleh Ditmawa, dan saat itu saya merasa sangat bersyukur karena beasiswa ini datang di waktu yang tepat,” katanya.
Biaya kuliah berupa Uang Kuliah Tunggal (UKT) kini sepenuhnya ditanggung oleh PT Freeport Indonesia, memungkinkan Sitti untuk memfokuskan perhatian pada akademik dan kegiatan kemahasiswaan. Dana yang sebelumnya harus dialokasikan untuk UKT kini dapat digunakan untuk keperluan lain seperti biaya praktikum lapangan dan kebutuhan harian. Mahasiswi angkatan 2021 ini mengakui bahwa dukungan finansial tersebut sangat meringankan. “Praktikum di Fakultas Kehutanan cukup mahal, dan beasiswa ini membuat saya tidak perlu membebani orang tua lagi,” ucapnya.
Meski beasiswa ini tidak mencakup uang saku, Sitti merasa justru lebih termotivasi untuk menjaga prestasi akademiknya. Ia bertekad mempertahankan IPK agar tetap memenuhi syarat dan sebagai bentuk tanggung jawab atas kepercayaan yang telah diberikan. Selain itu, ia juga aktif di berbagai kegiatan organisasi seperti Keluarga Mahasiswa Manajemen Hutan (KMMH) dan Keluarga Mahasiswa Islam Kehutanan (KMIH). “Beasiswa ini mendorong saya untuk lebih giat belajar agar tetap layak menjadi penerima,” jelasnya.
Dampak lain yang ia rasakan adalah kebebasan untuk tidak harus mencari pekerjaan paruh waktu demi menutup biaya kuliah. Hal ini membuatnya dapat fokus menjalani perkuliahan dan menyelesaikan studi tepat waktu. Ia juga pernah terlibat dalam kegiatan asisten praktikum dan riset bersama dosen. “Dengan beasiswa ini, saya bisa fokus kuliah tanpa harus bekerja sambil belajar,” ungkapnya penuh syukur.
Menurut Sitti, beasiswa dari PT Freeport Indonesia memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan program beasiswa lainnya. Salah satunya adalah komitmen untuk mendukung mahasiswa hingga lulus, tanpa dibatasi hanya delapan semester seperti kebanyakan beasiswa lain. Hal ini membuat para penerima merasa lebih tenang dan tidak dibayangi kekhawatiran jika studi harus diperpanjang. “Saya percaya PT Freeport akan mendampingi penerima beasiswa hingga selesai studi, sesuai dengan komitmen mereka sejak awal,” ucapnya.
Meski tidak ada kegiatan rutin atau pembinaan dari PT Freeport Indonesia untuk para penerima, Sitti tetap merasa bagian dari komunitas yang mendapatkan kepercayaan besar. Ia berharap ke depan akan ada ruang pertemuan dan pengembangan diri bersama sesama penerima untuk memperluas jaringan dan kolaborasi. Meski demikian, ia menyadari bahwa kesempatan menerima beasiswa ini adalah hal yang sangat berharga. “Saya belum pernah bertemu lagi dengan sesama penerima sejak beasiswa diberikan, namun tetap merasa bangga menjadi bagian dari sesuatu yang besar,” tuturnya.
Setelah lulus nanti, Sitti berencana untuk bekerja di bidang kehutanan atau lingkungan, terutama di sektor reklamasi dan pengelolaan sumber daya alam. Ia juga terbuka untuk melanjutkan studi ke jenjang S2 jika mendapatkan kesempatan dan dukungan yang sesuai. Saat ini, ia tengah meneliti simpanan karbon di hutan rakyat Desa Pacarjo, Gunungkidul, sebagai bagian dari tugas akhirnya. “Penelitian saya menghitung kemampuan pohon jati dalam menyerap karbon, sebagai bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim,” ujarnya.
Ia menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada PT Freeport Indonesia atas dukungan yang telah diberikan, yang menurutnya sangat berdampak bagi keberlangsungan pendidikannya. Sitti berharap agar program beasiswa ini dapat diperluas ke lebih banyak mahasiswa Papua di berbagai kampus di Indonesia. Baginya, pendidikan adalah kunci untuk membuka masa depan yang lebih baik. “Saya sangat berterima kasih kepada PT Freeport yang telah meringankan beban finansial keluarga saya dan memberi saya kesempatan untuk belajar dengan tenang,” katanya.
Sebagai penutup, Sitti menitipkan pesan untuk adik-adik mahasiswa yang kelak menerima beasiswa yang sama. Ia berharap agar mereka dapat menjaga amanah dan menunjukkan prestasi yang membanggakan. Ia meyakini bahwa semangat belajar dan tanggung jawab akan menjadi bentuk penghargaan terbaik kepada pihak yang telah memberi dukungan. “Belajarlah dengan sungguh-sungguh agar PT Freeport bangga telah memilih kalian sebagai penerima beasiswa,” pungkasnya.
Penulis. : Triya Andriyani
Foto : Donnie/Dok.pribadi