
Tim KKN-PPM UGM Sekocihampelas bersama Tim KKN Universitas Padjadjaran (Unpad) berkolaborasi dengan Bening Saguling Foundation (BSF) dalam kegiatan Citarum Clean Up, aksi nyata pelestarian lingkungan yang berhasil mengangkat lebih dari 350 kg sampah dari bantaran Sungai Citarum di wilayah Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat. Kegiatan bekerja sama dengan Bening Saguling Foundation. Aksi bersih-bersih ini dilaksanakan dalam tiga tahap utama, yaitu pengambilan sampah, penimbangan, dan pemilahan.
Sungai Citarum sebagai sungai terpanjang dan terlebar di Jawa Barat, yang menjadi lokasi kegiatan terpantau dalam kondisi cukup memprihatinkan, dengan tumpukan sampah serta dominasi tumbuhan eceng gondok yang menutupi sebagian permukaan air. Menjadi tantangan saat proses pembersihan, dengan banyaknya sampah yang tercampur dengan batang dan akar rumput eceng gondok. Sampah-sampah yang berhasil dikumpulkan kemudian dipilah ke dalam enam kategori: plastik bening, kresek berwarna, multilayer plastik, styrofoam, botol plastik, dan sampah residu. Sampah dengan nilai daur ulang tinggi (high value waste) seperti plastik bening dan multilayer plastik akan diproses lebih lanjut oleh pihak Bening Saguling Foundation untuk dijadikan papan multifungsi (recycle board) sebagai bentuk inovasi pengelolaan sampah berkelanjutan.
Nur Kumalatuz Zahroh, Ketua Tim KKN-PPM UGM Sekocihampelas, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi mahasiswa dalam menjaga keberlangsungan lingkungan. “Aksi kecil seperti ini jika dilakukan bersama dapat membawa dampak besar. Mari mulai dari sekitar kita, karena menjaga lingkungan bukan pilihan, tapi kewajiban,” ujarnya, Jumat (25/7).
Hal senada juga disampaikan Marchela Yulita, selaku PIC kegiatan Citarum Clean Up, berharap bahwa keberadaan sampah di Sungai Citarum tidak sampai menimbulkan dampak terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling dan tidak terbawa hingga ke laut. “Sungai adalah penghubung antara hulu dan hilir. Bila kita jaga dari hulunya, kita telah mencegah dampak yang lebih besar di kemudian hari,” tuturnya.
Membersihkan Sungai Citarum tidak bisa selesai dalam satu hari, melihat distribusi dan volume sampah plastik yang terus tumbuh tak terkendali. Asep Zaelani, pihak BSF, menyampaikan bahwa satu langkah kecil hari ini yang telah dilakukan menjadi aksi nyata dalam upaya pelestarian Sungai Citarum, menyuarakan krisis lingkungan, menyuarakan aksi pelestarian. Ia mengajak untuk menjaga sungai untuk selalu bersih dari sampah dan mengembalikan fungsi sungai dengan semestinya. “Mari kembalikan Sungai Citarum ke Zona Nyaman, zona di saat Sungai Citarum mengalir jernih, membawa kehidupan yang bersih,” ujarnya.
Sungai Citarum urat nadi kehidupan Masyarakat Jawa Barat, jika aliran sungai mati, maka perlahan kehidupan di sekitarnya akan mati. “Jangan lagi buang sampah plastik ke sungai,” pesannya..
Kegiatan bersih sugi melalui KKN Kolaborasi ini menjadi contoh nyata kolaborasi antar mahasiswa lintas universitas bersama komunitas lokal dalam merawat lingkungan. Diharapkan, aksi Citarum Clean Up dapat menginspirasi gerakan serupa di berbagai daerah lainnya, demi sungai yang bersih, sehat, dan lestari.
Reportase : Nur Kumalatuz Zahroh/ Tim KKN Sekocihampelas
Penulis : Ika Agustine
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Tim KKN Sekocihampelas