
Festival Sea-Sea 2025 secara resmi dimulai pada Minggu (3/8) bertempat di halaman kantor Kecamatan Bulagi Utara dan Pelabuhan Desa Sambulangan. Mengusung tema Melodi Kehidupan: Menyatukan Harmoni Warisan Budaya dan Alam di Banggai Kepulauan, festival tahunan ini menjadi ruang pertemuan antara budaya, pemberdayaan masyarakat, dan promosi potensi pariwisata wilayah pesisir Banggai Kepulauan. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bagian dari program KKN-PPM Universitas Gadjah Mada yang bersinergi dengan pemerintah daerah dan masyarakat setempat. Antusiasme warga terlihat sejak pagi, menunjukkan bahwa festival ini telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat Banggai Kepulauan.
Kegiatan pembukaan Festival Sea-Sea dimeriahkan dengan berbagai perlombaan tradisional seperti balap karung dan balap roda yang berlangsung di halaman kantor kecamatan, serta lomba balap dayung di perairan Pelabuhan Sambulangan. Perlombaan tersebut melibatkan partisipasi anak-anak, pemuda, serta perwakilan enam desa lokasi KKN-PPM UGM, yakni Desa Bungin dan Bakalan di Kecamatan Tinangkung, Desa Sambulangan dan Luk Panenteng di Kecamatan Bulagi Utara, serta Desa Lumbi-lumbia dan Buko di Kecamatan Buko Selatan. Tidak hanya itu, seluruh desa di Kecamatan Bulagi Utara juga turut diundang untuk meramaikan festival.
Kepala Kecamatan Bulagi Utara, Nonce Yaalis, S.H., menyampaikan apresiasi atas kerja sama lintas unsur dalam penyelenggaraan acara. Festival ini dinilainya bukan sekadar hiburan tahunan, melainkan ruang edukasi budaya lintas generasi yang harus terus dijaga keberlanjutannya. Harapannya, kegiatan ini dapat menjadi contoh praktik baik pelestarian budaya yang bisa direplikasi di wilayah lain di Banggai Kepulauan, terutama untuk memperkuat persatuan dan persaudaraan. “Festival Sea-Sea adalah kebanggaan kita bersama. Melalui kegiatan ini, kita menyatukan harmoni warisan budaya dan alam Banggai Kepulauan. Saya mengapresiasi kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan mahasiswa UGM yang telah memungkinkan festival ini terlaksana,” ujarnya.
Koordinator mahasiswa KKN-PPM UGM wilayah Banggai Kepulauan, Bernadio Axel Herdin Ernesto, menjelaskan bahwa Festival Sea-Sea dirancang sebagai ajang inklusif yang terbuka bagi seluruh masyarakat. Ia menuturkan bahwa penyusunan rangkaian acara dilakukan melalui musyawarah desa dan diskusi bersama warga. Pendekatan partisipatif ini diharapkan memperkuat rasa memiliki masyarakat terhadap festival yang mereka bangun bersama. Selain itu, festival ini juga menjadi wahana pembelajaran langsung bagi mahasiswa dalam mengelola kegiatan berbasis komunitas secara kolaboratif. “Kami ingin menjadikan festival ini sebagai wadah kolaborasi antara masyarakat, mahasiswa, dan pemerintah untuk memperkenalkan budaya Sea-Sea ke khalayak yang lebih luas,” jelasnya.
Rangkaian kegiatan akan terus berlanjut hingga Sabtu (9/8) sebagai puncak acara. Masyarakat disuguhkan lomba tarik tambang dan voli, sedangkan penutupan festival akan diramaikan dengan lomba tradisi lisan Baode, pertunjukan mendongeng, bazar UMKM, hingga lomba kreasi masakan berbahan dasar ubi Banggai. Puncak acara juga akan menampilkan pertunjukan kesenian desa, pengumuman pemenang lomba, serta kehadiran bintang tamu spesial. Setiap rangkaian kegiatan disusun dengan mempertimbangkan kekayaan tradisi lokal dan partisipasi aktif warga. Dengan semangat gotong royong, seluruh elemen masyarakat bahu-membahu menyukseskan festival yang telah menjadi agenda budaya tahunan ini.
Seluruh kegiatan ini tidak hanya dirancang untuk menghibur, tetapi juga untuk menghidupkan kembali identitas budaya yang sempat terpinggirkan. Beragam lomba dan pertunjukan diharapkan mampu memicu semangat gotong royong dan kreativitas warga. Lebih jauh, festival ini menjadi panggung kolektif yang memperkuat narasi Banggai Kepulauan sebagai wilayah yang kaya akan warisan budaya dan potensi lokal. Festival Sea-Sea tahun ini sekaligus mencerminkan komitmen UGM dalam membumikan peran perguruan tinggi sebagai katalisator pembangunan berbasis kearifan lokal.
Reportase : Tim KKN-PPM Banggai Kepulauan
Penulis : Triya Andriyani
Foto : Dok. KKN PPM Banggai Kepulauan